Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perindustrian berperan aktif dalam peningkatan mutu produk dan kompetensi sumber daya manusia (SDM) Industri yang bertujuan untuk menggenjot pertumbuhan industri maknanan dan minuman (mamin).

“Dalam rangka penyiapan SDM industri yang andal, Kemenperin telah melaksanakan berbagai program melalui penyusunan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), pengembangan lembaga pendidikan dan pelatihan, termasuk juga pengembangan pendidikan vokasi,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto melalui keterangannya di Jakarta, Selasa.

Airlangga menyampaikan hal itu pada kunjungan kerja di PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk., Sragen, Jawa Tengah.

Dengan demikian, Airlangga berharap, tenaga kerja di sektor industri menjadi lebih terampil dan profesional sesuai kebutuhan dunia industri.

Airlangga mengungkapkan, industri mamin di Tanah Air cukup banyak dan tidak hanya meliputi perusahaan skala besar, tetapi telah menjangkau di tingkat kabupaten untuk kelas industri kecil dan menengah (IKM). 

Bahkan, sebagian besar dari mereka sudah ada yang merambah pasar international.

Untuk itu, Kemenperin memberikan apresiasi kepada PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. yang telah menjadi perusahaan kebanggaan nasional dan mampu memanfaatkan peluang usaha melalui investasi. 

Pabrik ini memproduksi beragam makanan olahan seperti mi, bihun, wafer, biskuit dan permen dengan total kapasitas 78.700 ton per tahun. 

PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk yang didirikan sejak tahun 1990 ini telah menanamkan total investasi sebesar Rp9,2 triliun dan mampu menyerap tenaga kerja lebih dari 12 ribu orang dan terus berkomitmen untuk menghasilkan produk bermutu tinggi. 

“Kami menyambut baik atas usaha PT Tiga Pilar Sejahtera yang selalu berkomitmen dan berinovasi secara berkelanjutan, sehingga kontribusinya signifikan terhadap pertumbuhan industri mamin nasional,” ucap Menteri Airlangga.

Dirjen Industri Agro Kemenperin Panggah Susanto mengemukakan, guna mememenuhi aspek produk yang aman, bergizi dan bermutu, pihaknya telah mendorong penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI), Good Manufacturing Practices (GMP), Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP), Food Hygiene, Food Safety, Food Sanitation, serta Standar Pangan Internasional (CODEX Alimentarius).

“Standardisasi tersebut menjamin perusahaan menerapkan cara pengolahan dan sistem manajemen keamanan pangan yang baik mulai dari pemilihan bahan baku, pengolahan, pengemasan, serta distribusi dan perdagangannya. Hal ini tentunya memperkuat daya saing industri mamin,” jelasnya.

Dalam menghadapi persaingan tingkat global, Indonesia saat ini telah berpartisipasi aktif di dalam forum Codex Alimentarius Commission yang bertujuan untuk membahas standar mutu dan keamanan pangan dunia yang terkait dengan kepentingan industri. 

“Dalam proses integrasi ASEAN Economic Community pada tahun ini, industri mamin merupakan salah satu sektor yang akan dipercepat pelaksanaannya,” ujar Panggah. 

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017