Jakarta (ANTARA News) - Berangkat dari kesenjangan rasio jumlah dokter dengan pasien di Indonesia, YesDok meluncurkan sebuah aplikasi yang memungkinkan setiap orang terhubung mudah dengan dokter umum berlisensi guna melakukan konsultasi medis melalui telepon, SMS, bahkan panggilan video.

Aplikasi YesDok memasangkan pasien dengan dokter yang tepat setelah pasien menjawab beberapa pertanyaan terkait gejala dan kondisi medis yang dialami, kata YesDok Indonesia dalam siaran pers yang diterima ANTARA News, Rabu.

Apabila pasien memiliki pertanyaan medis, mereka akan terhubung langsung dengan seorang dokter umum yang akan memberi konsultasi dan menyarankan perawatan lebih lanjut.

Jika perlu, para dokter juga merekomendasi obat yang bisa dibeli tanpa resep dari dokter, serta memberitahu pasien tentang petunjuk penggunaan dan dosis yang sesuai.

Berbeda dengan aplikasi telemedicine lainnya di dalam negeri, platform YesDok juga dirancang untuk mempermudah dokter dalam membagikan gambar dan instruksi selama konsultasi.

Saat menggunakan aplikasi, dokter yang menjadi mitra diharuskan untuk berinteraksi dengan pengguna melalui laptop atau desktop, dan tidak melalui ponsel mereka. Hal ini dimaksudkan agar dokter dapat melakukan panggilan yang lebih stabil, serta lebih bebas untuk membagikan dokumen-dokumen penting.

YesDok juga memberikan pelatihan khusus dalam bidang komunikasi konsultasi kepada dokter yang menjadi mitranya untuk memastikan adanya interaksi yang mulus dan profesional antara dokter dan pasien.

Dokter yang menjadi mitra YesDok diminta untuk menggunakan terminologi berstandar internasional ketika berkonsultasi, yaitu standar Klasifikasi Statistik Internasional tentang Penyakit dan Masalah Kesehatan Terkait atau yang sering dikenal dengan sebutan ICD10.

Dengan penggunaan standar ICD10 dalam mengisi dokumen medis, pengguna YesDok bisa lebih mudah mencari pengobatan di mana pun mereka berada. Hal ini sangat berguna bagi tenaga kerja migran Indonesia dan penduduk lokal yang bepergian ke luar negeri.

Sehubungan dengan itu, YesDok memiliki profil pengguna yang sangat beragam, di antaranya para pekerja profesional yang bekerja 12 jam sehari dan hanya memiliki sedikit waktu untuk mengunjungi dokter.

Sebagai bagian dari peluncurannya, YesDok menawarkan kredit sebesar Rp200.000 (USD15) untuk pendaftar baru agar bisa melakukan konsultasi percobaan. YesDok menetapkan biaya per 10 menit konsultasi dengan dokter, dan pengguna bisa dengan mudah mengisi kembali nominal kredit mereka ketika ingin melakukan konsultasi lebih lanjut.   

Tidak seperti konsultasi medis dengan dokter di rumah sakit, dokter yang menjadi mitra di YesDok tidak diberikan insentif finansial untuk menyarankan perawatan medis atau pemeriksaan.

"Kami ingin mengubah budaya dalam hal perawatan medis di Indonesia. Biasanya, dokter meminta pasien datang ke kantor mereka, karena memiliki kewajiban untuk ikut menjaga kesuksesan finansial dari rumah sakit,” kata CEO YesDok, Irwan Hartanto.

Startup bidang kesehatan YesDok Indonesia dipimpin oleh Irwan Hartanto sebagai CEO, Harry Darmawijaya (CFO), Fariz Tadjoedin (CTO), dan Marshell T. Handoko (Kepala Dokter untuk YesDok Indonesia)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017