Djakarta 5 November 1952 (ANTARA News) - Mingguan Rumania "Contemporanul" pada terbitan 2 Nopember jang lalu telah keluar dihalaman mukanja dengan sebuah wawantjara chusus jang diberikan oleh Presiden Sukarno kepada wartawannja Gheorge Ivascu mengenai kebudajaan dan kesenian Indonesia.

Dalam wawantjara jang itu Presiden Sukarno terlebih dulu menjatakan kepuasaan hatinja atas minat besar jang dimiliki rakjat umunmja di Rumania terhadap kebudajaan dan kesenian Indonesia. Kemudian Presiden Sukarno setjara pandjang lebar membentangkan perihal kehidupan dan kreasi2 spirituil dari rakjat Indonesia.

"Saja berkejakinan", kata Presiden Sukarno, bahwa tjiptaan2 tersebut memiliki akar2 jang mendalam dihatisanubari rakjat Indonesia. Segala bentuk seni tari, lukisan clan Senipahat merupakan bagian jang tak terpisahkan dengan kehidupan nasional dan pada dewasa ini kami menjaksikan suatu kebangkitan dari seni nasional Indonesia dan saja berperdapat bahwa gedjala tersebut sudah meningkat pada tahapan yang landjut.

Dalam hubungan ini Presiden menambahkan : "Kami pada waktu ini mendjadi saksi dari sebuah proses jang dahsjat dmana kehidupan kebudajaan Indonesia manjatakan dirinja dan makin berkembang dengan menghidupkan kesenian rakjat dalam isinja maupun segala aspeknja".

Berkat akar2nja sendiri
Kemudian dalam menjorot watak dari seni Indonesia, Presiden Sukarno menandaskan bahwa bangsa Indonesia memiliki seni jang kekar berkat akar2nja sendiri.

"Seni kami -- terutama seni lukis --tidaklah berkembang karena djiplakan. Seni ini sudah merupakan tradisi dan mendjadi bagian integral dari kehidupan nasional kami", demikian pendjelasan Presiden.

"Dizaman imperialis seni Indonesia ditekan dan hampir tertjekik. Tetapi ternjata tanpa andjuran saja senilukis hari kini di Indonesia telah melandaskan diri setjara kokoh pada nalurinja sendiri. Dan dengan sendirinja padanja telah ditambahkan pengalaman jang kami petik dalam hubungan kami dengan kehidupan internasional jang modern", kata Presiden Sukarno jang lebih djauh manekankan.

"Seni hanjalah seni jang sebenarnja bila ia merupakan hasil tjiptaan sendiri. Maka itu kami membina seni Indonesia jang timbul dari nalurinja sendiri. Kami mengandjurkan realisme, sebab kani adalah putera2 alam, dan kami bukan hasil karya dari kekasaran kaum modernis. Rakjat Indonesia sendirilah jang nanti akan menentukan gaja Seninja".

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2017