Kita berharap APEC ini tetap menjadi kawasan yang terbuka dan bebas. Kedua, kita harus mewujudkan pertumbuhan yang inklusif dan ketiga terus mengembangkan ekonomi yang inovatif sesuai dengan perkembangan teknologi
Da Nang (ANTARA News) - Indonesia berharap agar Forum Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) tetap menjadi forum kawasan yang terbuka dan bebas.

"Kita berharap APEC ini tetap menjadi kawasan yang terbuka dan bebas. Kedua, kita harus mewujudkan pertumbuhan yang inklusif dan ketiga terus mengembangkan ekonomi yang inovatif sesuai dengan perkembangan teknologi," kata Wakil Menteri Luar Negeri AM Fachir di Da Nang, Vietnam.

Hal itu ia sampaikan menjelang Konferensi Tingkat Tinggi Forum Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (KTT APEC) ke-25 yang berlangsung di Da Nang, Vietnam pada 10-11 November. Presiden Joko Widodo rencananya akan menghadiri KTT tersebut.

"Kita berkepentingan bagaimana komitmen-komitmen yang ada itu bisa langsung diperoleh manfaatnya bagi masyarakat kita. Karena kita negara maritim, mau tidak mau yang kita akan tampilkan adalah persoalan bagaimana memanfaatkan maritim untuk kepentingan," ungkap Fachir.

Ketika Indonesia bicara soal petani dan nelayan maka hal itu akan terkait bagaimana APEC juga memberikan peluang lebih besar bagi petani dan nelayan.

"Ketiga adalah SMEs (Small Medium Enterprises) dan kaitannya dengan teknologi infomasi agar teknologi itu tidak berdampak negatif (terhadap SMEs) karena tidak bisa dihindari ada dislokasi sumber daya manusia karena teknologi informasi, jadi bagaimana reeducating (mendidik ulang) pihak-pihak yang terkena dampaknya," tambah Fachir.

Menurut Fachir, Bank Dunia bahkan memprediksi pertumbuhan ekonomi anggota APEC secara total dapat mencapai 6,2 persen pada tahun ini sehingga Indonesia harus dapat mendapatkan manfaat dari ekonomi inklusif dan inovatif tersebut.

Meski demikian, Fachir mengakui bahwa dalam setiap pertemuan internasional tidak dapat dipungkiri ada kepentingan masing-masing negara yang bercampur di dalamnya.

"Tidak bisa dihindari ada kepentingan-kepentingan domestik, bagaimana kita menjaga komitmen Bogor goals untuk menciptakan open regionalism, kita menjaga komitmen itu, kalau ada dinamika itu tergantung masing-masing entiitas ekonomi merespon itu karena kompetisi tidak bisa dihindari tapi diharapkan tetap terbuka dan bebas," tegas Fachir.

Ia juga mengakui ada sejumlah komitmen yang sudah berhasil dikerjakan tapi juga ada unfinished business yang masih harus terus diupayakan.

Tema APEC 2017 adalah "Menciptakan Dinamika Baru, Membina Masa Depan Bersama" akan fokus membahas beberapa masalah, antara lain perekonomian berkesinambungan, integrasi regional, penguatan daya saing usaha mikro kecil dan menengah, perubahan iklim dana pertanian.

APEC yang didirikan pada 1989, pada tahun ini memasuki fase finalisasi "Bogor Goals" mengenai liberalisasi perdagangan dan investasi pada tahun 2020, ada hambatan yang muncul dalam proses globalisasi dan integrasi ekonomi.

Ada 21 entitas ekonomi yang menjadi anggota APEC yaitu Australia, Brunei Darussalam, Kanada, Chile, China, Hong Kong, Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Papua Nugini, Peru, Filipina, Rusia, Singapura, Taiwan, Thailand, Amerika Serikat dan Vietnam.

Anggota-anggota APEC mewakili 39 persen populasi dunia, menyumbang 57 persen dari PDB dan 49 persen perdagangan global.

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017