Paris (Antara) - Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menandatangani Joint Work Programme (JWP) dengan International Energy Agency (IEA) di acara Ministerial Meeting yang digelar di Paris, Perancis, Rabu (8/11).

Sebagai salah satu upaya Indonesia dalam memperkuat ketahanan energi, kerjasama ini melingkupi Energy Data and Statistic, Emergency Policy and Energy Security, Oil and Gas Market, Power Sector and Renewable Energy, Energy Efficiency, Climate Change, serta Clean Energy Technology.

Dalam penandatanganan JWP ini, Menteri ESDM Ignasius Jonan diwakili oleh Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Rida Mulyana. Sementara pihak IEA diwakili oleh Executive Director IEA, Fatih Birol.

"Selain terkait dengan sharing data dan informasi, kerjasama ini juga ditujukan untuk peningkatan capacity building pegawai ESDM di bidang pengolahan dan analisis data energi dalam perumusan rekomendasi untuk pengambilan kebijakan," ungkap Rida yang sekaligus menjadi Head of Delegation (HoD) RI pada pertemuan yang bertemakan Penguatan Ketahanan Energi untuk Pertumbuhan Global yang Berkelanjutan tersebut.

Rida mengatakan, untuk mendorong pengembangan sektor EBT, Indonesia menciptakan iklim investasi lebih kondusif dengan cara memperbaiki kebijakan terkait energi. Sejalan itu, kata Rida, Indonesia juga membutuhkan teknologi terkait yang inovatif dan mendukung ketahanan energi.

Indonesia menargetkan pengembangan EBT sebesar 23 persen pada Bauran Energi Nasional tahun 2025. Pemerintah juga menargetkan penurunan intensitas energi sebesar satu persen per tahun hingga tahun 2025.

Kedua target nasional tersebut diharapkan dapat mendukung proses transisi Indonesia dalam pengarusutamaan energi bersih dan peningkatan ketahanan energi nasional.


Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2017