Kami ingin mempromosikan budaya Indonesia kepada masyarakat internasional."
Doha (ANTARA News) - Komunitas Diaspora mempromosikan lomba bakiak dalam acara tahunan Perayaan Hari Keluarga (Family Day Celebration) yang diikuti ratusan pengunjung yang terdiri dari pelajar, mahasiswa, dan orang tua murid yang berasal lebih dari 50 negara-negara di dunia di sekolah elit Pearling Season International School in Doha (PSISD), Qatar.

Berbagai perlombaan dari manca negara dipamerkan dan dilombakan guna memeriahkan acara Hari Keluarga, demikian keterangan Minister Counsellor Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Doha B. Dharmawan kepada ANTARA, Sabtu.

Dikatakannya festival tahunan ini merupakan bagian dari kegiatan sekolah guna mengenalkan sosial budaya Internasional agar siswa memahami keberagaman dan budaya dunia lainnya.

Dubes Indonesia untuk Qatar Muhammad Basri Sidehabi mendukung upaya promosi olah raga tradisional khususnya lomba bakiak guna mempromosikan budaya. Menurutnya ini salah satu bentuk diplomasi sosial budaya yang dilakukan ibu Dharma Wanita Persatuan KBRI Doha dengan komunitas diaspora Indonesia di Qatar yang diperkirakan berjumlah sekitar 40.000 warga negara Indonesia (WNI).

Para siswa tampak penuh antusiasme mengikuti berbagai permainan dan perlombaan, dan satu permainan yang menurut mereka unik adalah permainan tradisional Indonesia yang dikenal dengan bakiak. Bakiak atau teklek atau terompah khusus digunakan tiga hingga empat orang memiliki panjang sekitar 1,50 meter dan lebarnya sekitar 15 centimeter.

Koordinator lomba bakiak, Anti, mengatakan bahwa lomba ini sangat diminati siswa karena dianggap menarik dan unik. Bahkan, kaum ibu pun berpartisipasi dalam permainan tradisional ini.

Sementara itu, Ayu, orang tua murid asal Indonesia mengatakan, sengaja memperkenalkan perlombaan permainan bakiak dalam acara Family Day.

"Kami ingin mempromosikan budaya Indonesia kepada masyarakat internasional," ujarnya.

Perlombaan itu, menurut dia, tak hanya sebatas lomba biasa. Meski sederhana namun permainan ini mengandung makna dan filosofis tersendiri.

"Dalam lomba bakiak dibutuhkan kerjasama beberapa orang dalam satu bakiak panjang. Mereka di haruskan berjalan bersama mencapai garis finish ini," tambahnya.

Salah seorang wali murid yang juga koordinator acara, Lia, menyatakan bahwa kekompakan jadi faktor utama agar tim bakiak bisa menang.

Selain itu, siswa juga harus memiliki visi dan langkah yang harmonis.

"Menjadi juara bukalah hal yang utama, namun lewat permainan siswa bisa belajar kerja sama dan menumbuhkan jiwa sosial antara siswa satu dan yang lainnya," ujarnya.

Salah seorang siswa dari Tanzania, Syafia, menyatakan berupaya memadukan langkah bakiak bersama dua orang temannya. Dengan aba-aba, mereka bertiga berusaha keras mencapai garis finish.

Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2017