Kediri (ANTARA News) - Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kediri, Jawa Timur, membuat kampanye anti hoaks lewat seni mural yang digambar di tembok kantor tersebut, sebagai bentuk ajakan untuk bijak memanfaatkan media sosial.

"Di momentum hari pahlawan ini jadi tonggak awal perlawanan para pemuda untuk melawan hoaks atau berita palsu. Selama ini, hoaks telah menyebar sedemikian rupa, dan ini tentu menyebabkan kerugian pihak yang menjadi sasaran berita palsu tersebut," kata Ketua AJI Kediri Aguk Fauzul di Kediri, Minggu.

Ia mengatakan, AJI Kediri ingin membuat kampanye yang berbeda untuk melawan hoaks. Selama ini, kampanye dilakukan dengan beragam cara, misalnya lewat dalam jaringan ataupun cara lainnya, namun di Kediri kampanye dibuat lewat mural. Lokasinya di tembok area kantor AJI Kota Kediri, Kelurahan Banjaran, Kecamatan Kota Kediri.

"Kami bekerjasama dengan pegiat seni mural di Kediri dan ini sebagai bentuk kampanye melawan hoaks. Para pemuda diajak bijak untuk memanfaatkan media sosial. Penggunaan mural ini juga pola pertama di Indonesia dan diharapkan mampu menyasar kalangan muda," ujarnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan kegiatan ini juga rangkaian beragam kegiatan lain yang akan diselenggarakan oleh AJI Kediri, seperti dialog yang juga melibatkan para pemuda di kota ini. Nantinya, seni mural ini juga akan dilombakan.

"Kami juga ada rencana lomba fotografi dengan objek mural dan ini kami harap jadi kampanye efektif," kata dia berharap.

Sementara itu, Dodoth F Widodo Putra, salah seorang seniman yang ikut dalam kegiatan tersebut mengatakan ia dengan para seniman lain sangat senang bisa mengeluarkan ide kreatif mereka terkait dengan kampanye anti haoks ini.

"Ini tema besarnya memang kampanye anti hoaks dalam arti banyak berita yang dibelokkan di masyarakat, sehinga kami kritisi lewat visual. Hoaks ini kan bisa merusak pemikiran orang, bisa memecah belah bangsa," katanya.

Dalam kegiatan ini, tambah dia, ada sekitar 10 seniman yang dilibatkan. Mereka mengeluarkan berbagai ide kreatif terkait dengan tema besar yang diusung dalam seni mural ini. Mural memanfaatkan cat khusus serta cat pylox.

Ia juga mengatakan, dalam membuat seni mural ini, ada beberapa kesulitan, salah satunya media tembok. Beberapa bagian terdapat tembok yang sudah lama, sehingga untuk mengecat memerlukan teknik khusus. Setelah diupayakan, ternyata hasil karya seni yang dibuat juga cukup bagus.

"Kesulitannya, ada beberapa bagian tembok lama, jadi dengan resapan air tinggi dan ini agak menyulitkan untuk menggores. Ada penambahan cat spray agar halus," katanya.

Sementara itu, Nurkhamid salah seorang pengunjung mengatakan hasil karya yang dibuat para seniman tersebut memang bagus. Terlebih lagi, mereka dalam membuat seni juga mempunyai tema khusus, kampanye anti haoks.

"Ini menarik, ketimbang tembok kotor para seniman bisa membuat karya seni. Jadi, ini cenderung mewadahi seni, kan lebih bagus. Apalagi yang dituangkan itu juga membawa pesan sosial," katanya.

Pewarta: Asmaul Chusna, Destyan Hendri Sujarwoko
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017