Manado (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia secara resmi membuka Lokakarya Pengembangan Kelapa Internasional yang diikuti sebanyak 15 peserta dari 13 negara kawasan Asia Pasifik di Manado, Sulawesi Utara.

Kegiatan yang berlangsung pada 14-17 November ini diselenggarakan oleh Pusat Gerakan Non-Blok Kerja Sama Teknik Selatan-Selatan (NAM CSST), Kementerian Luar Negeri RI, dan bekerja sama dengan Badan Litbang Kementerian Pertanian, serta Balai Riset Tanaman Palma Provinsi Sulawesi Utara.

"Lokakarya ini menjadi agenda lanjutan dari kegiatan serupa sebelumnya, dan tujuan besarnya ialah untuk menciptakan keberlanjutan pada pengembangan sektor produk kelapa," kata Direktur NAM Center Duta Besar Prianti Gagarin Djatmiko Singgih di Manado, Selasa malam.

Lokakarya bertema "Innovation and Collaboration to Sustain Coconut Sector" ini berupaya memberikan pengenalan terhadap pembangunan kapasitas sumber daya manusia pada negara-negara penghasil kelapa.

Termasuk mengembangkan sektor Usaha Kecil Menengah yang bertumpu pada kelapa sebagai lini produknya, dan langkah-langkah untuk menjaga kualitas dan kuantitas produk.

"Para peserta sudah memiliki latar belakang di bidang ini, dari staf pemerintahan, praktisi, hingga pengusaha produk olahan berbahan kelapa. Kita tingkatkan kompetensi mereka melalui kegiatan ini," ujar Dubes Prianti menerangkan.

Indonesia sebagai salah satu negara penghasil kelapa terbesar di dunia, memiliki tanggung jawab untuk mengajak dan berbagi pengalaman mengenai industri berbasis kelapa kepada negara-negara di kawasan Asia Pasifik.

Dalam dua tahun pelaksanaannya, program ini telah berhasil menciptakan situasi positif pada sektor berbasis kelapa di lingkungan internasional dan memicu semangat beragam pelaku di sektor tersebut.

"Kita harapkan produksi dan jenis produk dari jenis tanaman ini bisa meningkat dan memberikan nilai ekonomi yang lebih baik," kata wanita yang juga menjabat sebagai staf ahli Menteri Luar Negeri RI bidang Polhukam itu.

Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017