Kuala Lumpur (ANTARA News) - Menteri Kesehatan RI, DR dr Siti Fadillah Supari, menyatakan bahwa sangat kecewa dengan hasil pertemuan para menteri kesehatan negara anggota Organisasi Konperensi Islam (OKI), karena tidak menerima usulan Indonesia agar ada label halal dalam peredaran vaksin di negara anggotanya. "Ironis, para menteri kesehatan negara-negara Islam bersidang, tetapi menolak usulan Indonesia agar negara-negara OKI perlu memberikan label halal dalam vaksin yang beredar di lingkungan OKI. Lalu apa gunanya ada pertemuan para menteri kesehatan OKI?," kata Siti Fadilah, di tengah-tengah pertemuan menteri kesehatan OKI, di Kuala Lumpur, Jumat. Menurut dia, Indonesia telah berhasil membuat vaksin halal, dan oleh karena itu dibutuhkan dukungan negara-negara Islam untuk membelinya, tetapi malah ditolak. "Jika mengklaim sebagai negara Islam, janganlah sembarangan membeli vaksin. Belilah vaksin berlabel halal. Negara Islam belilah vaksin halal yang diproduksi negara Islam, tetapi malah ditolak, katanya nanti malah membuat isu menyeramkan," katanya. Menkes juga kecewa dengan pertemuan para menteri kesehatan OKI yang tidak mengutuk perang di Irak, Afghanistan, dan Palestina, di mana upaya meningkatkan kesehatan masyarakat terhambat akibat perang. "Hari ini anak-anak diberi vaksin folio besoknya sudah meninggal kena bom. Belum dikasih vaksin, anak-anak sudah meninggal kena bom. Bagaimana negara-negara Islam berupaya meningkatkan kesehatan umat Islam tetapi tidak membahas masalah perang yang dihadapi negara-negara Islam saat ini," katanya. Ia juga mengemukakan bahwa masalah kesehatan yang minim pada negara Islam bukan hanya masalah ekonomi, tetapi juga politik, karena banyak anak-anak meninggal dunia karena kurang gizi akibat peperangan, tekanan politik internasional, dan politik, misalnya di negara-negara Islam Afrika, Irak, dan Iran yang akan diancam embargo ekonomi karena ingin mengembangkan nuklir untuk kepentingan umat. "Harus diakui angka kematian bayi, angka kematian ibu di negara-negara muslim lebih tinggi dibandingkan negara-negara non-muslim, tetapi mereka meninggal bukan karena kesehatan, bukan hanya kekurangan gizi, tetapi banyak juga yang meninggal karena terkena bom," ujarnya. Menurut dia, hasil pertemuan para Menkes OKI yang pertama ini dan diselenggarakan Kuala Lumpur Malaysia kurang menggigit. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007