Moskow (ANTARA News) - Rusia pada Rabu (15/11) membantah tuduhan Spanyol bahwa mereka ikut campur dalam krisis kemerdekaan Catalonia dengan cara menyebarkan "informasi keliru."

"Pihak berwenang Spanyol, NATO dan surat kabar tidak memberikan satu argumen berharga pun untuk mendukung klaim-klaim tersebut," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada para wartawan.

"Kami menganggap klaim-klaim ini tidak berdasar dan tampaknya cuma kelanjutan histeria sama yang disengaja atau tidak disengaja yang sekarang terjadi di Amerika Serikat dan sejumlah negara lainnya," katanya sebagaimana dikutip kantor berita AFP.

Rusia menghadapi serentetan tuduhan mencampuri serangkaian peristiwa politik besar, termasuk Brexit dan pemilihan Presiden Donald Trump.

Spanyol pada Senin mengangkat isu "informasi keliru dan manipulasi" yang berasal dari Rusia selama krisis kemerdekaan Catalonia dalam sebuah pertemuan menteri luar negeri dan pertahanan Uni Eropa.

"Saya akan mengajukan pertanyaan tentang bagaimana informasi keliru dan manipulasi seputar referendum serta kejadian selanjutnya di Catalonia telah berkembang," kata Menteri Luar Negeri Spanyol Alfonso Dastis.

Menteri Pertahanan Spanyol Dolores de Cospedal mengatakan bahwa sudah jelas bahwa banyak pesan di media sosial seputar krisis Catalonia berasal dari wilayah Rusia, meski kaitannya langsung ke pemerintah Rusia masih harus dibuktikan.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengindikasikan bahwa Madrid mencoba mengalihkan perhatian dari krisis politik terburuk Spanyol dalam beberapa dekade.

"Mungkin mereka mengatur skandal histeria sensasional semacam ini supaya bisa mengalihkan perhatian para pemilih dari ketidakmampuan mereka menyelesaikan masalah-masalah di dalam negeri," kata Lavrov dalam konferensi pers di Moskow. (hs)




Pewarta: Antara
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017