Jakarta (ANTARA News) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berkomitmen untuk terus berupaya mengembangkan pasar modal syariah sehingga turut meningkatkan kemampuan pembiayaan nasional.

"Yang pasti, keberpihakan kita terhadap syariah tinggi. Apalagi pemerintah telah membentuk Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) yang dipimpin langsung oleh Presiden RI dan Wakil Presiden RI," ujar Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Hoesen di Jakarta, Jumat.

Saat ini, lanjut dia, pihaknya memiliki beberapa inisiatif dalam rangka mendukung perkembangan pasar modal syariah yakni dengan mulai melakukan edukasi hingga sertifikasi profesi syariah. Saat ini, produk pasar modal berbasis syariah yang telah berkembang diantaranya saham, obligasi, efek beragun aset (EBA) dan reksa dana.

Ia mengakui porsi produk syariah di pasar modal relatif lebih kecil dibandingkan konvensional, namun ke depan akan terus berkembang seiring dengan adanya kebutuhan investor untuk menginvestasikan dananya pada produk syariah.

"Namun, masih ada masalah persepsi dari investor, investor meminta `yield` produk syariah lebih tinggi dari konvensional. Kalau memang karena kebutuhan, jangan punya ekspektasi terlalu tinggi, karena pada dasarnya membeli produk syariah berdasarkan akad bukan karena yakin investasinya 100 persen lebih tinggi dari konvensional," katanya.

Sementara itu dalam road map pasar modal syariah 2015-2019 yang diterbitkan OJK disebutkan, beberapa hal yang merupakan strategi utama pengembangan pasar modal syariah adalah penguatan pengaturan, peningkatan supply dan demand, pengembangan sumber daya manusia dan teknologi informasi, promosi dan edukasi, serta sinergi kebijakan dengan pihak terkait.

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) telah melakukan kunjungan ke Dubai Financial Market (DFM), Uni Emirat Arab bertujuan untuk mengetahui aktivitas perdagangan satu-satunya pasar modal di dunia yang berprinsip syariah.

Kunjungan BEI ke DFM itu juga menjajaki pertukaran pengetahuan. Hal itu dilakukan agar pasar modal syariah di dalam negeri dapat semakin berkembang dan diharapkan ke depannya dapat menjadi penghubung dengan pasar modal syariah dunia.

Direktur Utama BEI Tito Sulistio optimistis pasar modal syariah Indonesia masih akan terus berkembang.

Potensi itu ditunjukkan dengan pergerakan Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) yang mengalami kenaikan mencapai 28,1 persen pada periode Juni 2016 hingga Juni 2017.

Sedangkan beberapa indeks syariah utama terbesar dunia pertumbuhannya masih di bawah ISSI, seperti indeks Dow Jones Islamic Market yang hanya mencatatkan kenaikan 16,4 persen, FTSE Global Shariah 15,8 persen dan MSCI World Islamic yang hanya tumbuh 13,1 persen.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017