Jakarta (ANTARA News) - Kalangan produsen obat hewan mendukung kebijakan pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pertanian yang akan menerapkan larangan penggunaan antibiotik pada pakan sebagai pemacu pertumbuhan ternak atau "growth promoter".

Direktur PT Tirta Buana Kemindo (TBK) Ivonne Subeni di Jakarta, Selasa mengatakan, mulai 2018 Kementerian Pertanian menerapkan larangan penggunaan Antibiotics Growth Promoter (AGP) .

Alasan utama pelarangan AGB, tambahnya, karena sudah tingginya kejadian resistensi bakteri terhadap banyak jenis antibiotik, bahkan antibiotik yang dipersiapkan untuk menangani kasus bakteri multiresisten.

"Kami mendukung kebijakan pemerintah terkait pelarangan penggunaan antibiotik sebagai `growth promoter` dalam pakan yang sudah digaungkan sejak 2014 dan rencananya diberlakukan pada 2018," katanya di sela seminar teknis enzim sebagai alternatif solusi pelarangan penggunaan AGP.

Pada kesempatan tersebut hadir juga pakar enzim asal India Dr. Santosh Ingale.

Namun demikian, menurut dia, pelarangan penggunaan AGP perlu dikembangkan pengganti antiobiotik tersebut yang lebih aman dan baik hasilnya di kandang.

Ivonne menyatakan, sebenarnya telah banyak penemuan dan produsen obat yang menawarkan pengganti AGP tersebut mulai dari enzim, minyak esensial, asam organik, probiotik, prebiotik, dan lainnya yang terbukti mampu menghilangkan bakteri yang merugikan pada saluran pencernaan ternak.

Terkait hal itu, pihaknya mengusung produk enzim DigeGrain yang diproduksi di India serta sudah banyak dipergunakan di banyak negara seperti Amerika Serikat, Jepang, Thailand, Malaysia, Taiwan dan Vietnam.

Saat ini, tambahnya, pihaknya telah melakukan ujicoba produk enzim pengganti AGP tersebut di Indonesia, yakni di Karawang Jawa Barat.

"Hasilnya ayam yang dipelihara dan pakannya dicampur enzim tersebut pertumbuhannya lebih cepat dan bobotnya lebih besar. Enzim ini dapat menggantikan penggunaan AGP sekaligus vitamin dan mineral," katanya .

Ivonne mengungkapkan percobaan yang dilakukan PT TBK menunjukkan ayam broiler yang dipelihara menggunakan enzi DigeGrain dalam 35 hari pertumbuhan bobotnya dapat mencapai 2,8-3 kg sedangkan yang tidak diberikan enzim bobotnya hanya 2,2-2,3 kg dalam waktu yang sama.

Kemudian daging ayam juga menjadi lebih padat berisi, penggunaan pakan bisa lebih dihemat, biaya produksi relatif lebih rendah karena tidak diperlukan lagi pembelian vitaman dan mineral.

(T.S025/A011)

Pewarta: Subagyo
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017