Jakarta (ANTARA News) - Tim Terpadu bentukan Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin berhasil mengambilalih dan menutup sebanyak 20 sumur minyak ilegal di Kecamatan Babat Toman, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumsel.

Kapolres Musi Banyuasin (Muba) yang juga Ketua Tim Pengambilalihan dan Penutupan, AKBP Rahmat Hakim mengatakan sebanyak 17 sumur merupakan yang tertunda dari rencana pengambilalihan total 104 sumur. Sedangkan tiga sumur yang disemen adalah sumur lama yang dibongkar kembali oleh oknum penambang ilegal.

"Apabila ada oknum masyarakat yang membuka kembali sumur yang telah disemen, kami akan langsung tangkap dan proses," ujar Rahmat dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa,

Penertiban dan penyemenan sumur minyak yang diserobot oleh penambang ilegal di Mangunjaya, dibantu oleh 466 personel dari Polres Muba, Kodim Muba, Satuan Polisi Pamong Praja, dan Kejaksaan Negeri serta perwakilan Pertamina EP Asset 1 Field Ramba.

Rahmat mengatakan kegiatan penutupan sumur minyak di wilayah kerja Pertamina EP Asset 1 Field Ramba, sesuai dengan Surat Keputusan Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin tentang Pembentukan Tim Terpadu dalam Rangka Sosialisasi dan Pengambilalihan terhadap 17 Sumur Minyak Pertamina EP Aset 1 Field Ramba di Mangun Jaya.

Penutupan sumur ilegal itu juga merupakan instruksi Presiden Joko Widodo bahwa sampai akhir 2017 Indonesia harus bebas dari aktivitas pengeboran ilegal (zero illegal drilling).

Karena itu, menurut Rahmat, tugas Tim Terpadu adalah mengawal agar sumur minyak yang sudah ditutup dan disemen, tidak dibuka kembali.

Rahmat mengapresiasi dukungan yang diberikan semua anggota tim sehingga kegiatan tersebut bisa berjalan lancar. "Ini semua tidak lepas dari kerjasama semua tim, baik Pertamina EP, SKK Migas, Pemerintah Daerah, Kementerian ESDM, Polri, dan TNI," jelas dia.

Menurut dia, kegiatan penutupan sumur berjalan kondusif. Walaupun ada sedikit gejolak namun terbialng normal. Kegiatan penertiban dan pengambilalihan sumur ilegal ini merupakan untuk ketiga kalinya sehingga jumlah total sumur yang sudah dilakukan penertiban ada 104 sumur.

"Memang kalau kita lihat kegiatan penertiban sumur cukup panjang waktunya karena pada tahap pertama dan kedua masih ada sedikit resistensi dari masyarakat. Sumur-sumur yang diselesaikan hari ini termasuk sumur yang cukup resisten pada penutupan di tahap awal dan kedua," jelasnya.

Kapolres Muba menyampaikan apabila ada oknum masyarakat yang kembali melakukan pembukaan atau upaya untuk kembali menguasai sumur yang sudah diambilalih akan dilakukan tindakan tegas. Ia mengharapkan dukungan dari semua pihak terutama Pertamina EP sebagai pemilik wilayah kerja, agar segera melakukan pelaporan jika ditemukan ada kegiatan pembukaan kembali.

"Evaluasi terhadap kegiatan penutupan segera dilakukan termasuk mengantisipasi hal-hal yang akan terjadi pascapenutupan dan pembongkaran stagger, tiang penyangga yang masih kokoh berdiri di sumur-sumur yang sudah ditertibkan," ujarnya.

Manager Pertamina EP Ramba Field, Agus Amperianto mengapresiasi kegiatan penutupan yang sudah dilakukan tim terpadu. Ia mengatakan tim sudah sangat optimal dalam menjalankan tugas sehingga kegiatan penutupan bisa berjalan dengan baik.

"Pertamina EP Asset 1 Field Ramba sebagai anggota Tim Terpadu mendukung dan menghormati segala keputusan yang dibuat dan menjadi komitmen bersama," ujarnya.

Ariansyah, Kepala Bidang Energi Dinas Energi dan Sumber Daya Minera Sumatera Selatan, menjelaskan proses penutupan 20 sumur minyak di wilayah kerja Pertamina EP Asset 1 Field Ramba berjalan lancar kendati sempat ada sedikit protes dari beberapa penambang.

"Itu biasa, melalui komunikasi yang baik, seluruh sumur bisa ditutup (disemen). Proses selanjutnya, kami akan konsolidasi kembali dengan angota Tim Terpadu," ujar dia.

(T.F004/Y008)

Pewarta: Faisal Yunianto
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017