Indramayu (ANTARA News) - Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) menggelar klinik pertanian di Desa Nunuk Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, bertujuan agar penurunan produksi padi di wilayah tersebut tidak terjadi lagi pada musim tanam berikutnya.

"Dengan teknologi, kita bertani dengan kepastian, bukan semoga," kata Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), Jenderal TNI (Purn) Moeldoko di Indramayu, Rabu.

Di Desa Nunuk Kecamatan Lelea, Kabupaten Indramayu penurunan produksi padi terjadi hingga 50-60 persen, karena serangan hama dan virus.

Kebanyakan petani hanya bisa memanen 4-5 ton per hektar, sangat jauh dari hasil yang diharapkan. Namun Moeldoko mengajak para petani cepat bangkit dan kembali bekerja keras di musim tanam berikutnya.

Dia memaparkan bagaimana proses pertanian yang baik, mulai dari pembenihan, pemupukan, pemberantasan hama, sampai aspek teknologi pertaniannya.

Moeldoko menambahkan petani binaannya di sejumlah daerah bisa memanen sedikitnya 9 ton per hektar berkat bantuan teknologi, dimaba mereka menggunakan benih padi M70D dan M400 yang merupakan hasil teknologi Moeldoko.

"Keunggulannya, M70D bisa dipanen hanya dalam waktu 70 hari, sementara M400 memiliki 400 bulir padi per tangkai," katanya.

"Di Malang 9,2 ton, Jember 9,3 ton dan Jombang 9,5 ton," lanjut Moeldoko tentang hasil dua varietas benih itu.

Sukses panen di Indramayu, kata Moeldoko ternyata tidak merata oleh semua desa di kabupaten tersebut, karena itulah dia turun langsung untuk menyemangati para petani.

"Saya anak petani, jadi saya bisa memahami kesulitan para petani di sini," tuturnya.

Sementara itu Kepala Desa Nunuk, Mashadi menyampaikan terima kasih kepada Moeldoko yang sudah berbagai ilmu dan pengalaman kepada petani di wilayahnya.

"Banyak hikmah dan pelajaran yang bisa kami ambil dari klinik pertanian oleh Bapak Moeldoko hari ini. Semoga ini adalah titik balik kita untuk meningkatkan produksi pertanian ke depannya," katanya.

Pewarta: Khaerul Izan
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017