Pekanbaru (ANTARA News) - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) meresmikan pengoperasian Balai Pengembangan Produk dan Standardisasi Industri (BPPSI) Pekanbaru yang berada di bawah Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI).

Pembentukan BPPSI Pekanbaru bertujuan untuk meningkatkan daya saing industri berlandaskan keunggulan sumber daya yang dimiliki Provinsi Riau melalui kegiatan pengembangan mutu dan nilai tambah produk serta pelayanan standardisasi di bidang industri. 

"Hari ini kita melantik dan mengisi jabatan yang ada di BPPSI Pekanbaru. Sekarang total balai kita ada 24 yang tersebar di 17 provinsi yang tujuannya secara umum adalah membantu pemerintah daerah mengembangkan potensi di daerahnya untuk menjadi produk-produk industri yang bisa memberi suatu nilai tambah dalam proses pengolahan," kata Kepala BPPI Ngakan Timur Antara di Pekanbaru pada Rabu (22/11) malam.

BPPSI Pekanbaru yang dikepalai oleh Krus Haryanto itu diharapkan dapat membantu industri dalam menganalisa kebutuhan teknologi, menganalisa pasar, pengembangan produk dan juga konsultasi.

"Fokus pertama kami tentu saja sawit. Sawit ini memang potensinya besar sekali di Riau ini," kata Krus.

Sementara itu Gubernur Riau Arsyadjuliadi Rachman mengapresiasi hadirnya BPPSI Pekanbaru.

"Mari kita manfaatkan ini untuk pengembangan ekonomi khususnya di bidang industri Riau, kami sangat mengapresiasi ini," kata Arsyadjuliadi.

Dalam hal pengadaan teknologi, BPPSI Pekanbaru akan didukung oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) lain yaitu Balai Besar dan Balai Riset & Standardisasi Industri yang tersebar di 16 provinsi di Indonesia.

Pertumbuhan ekonomi Provinsi Riau dinilai cukup baik. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku tanpa migas Riau mengalami kenaikan dari Rp452,36 triliun pada 2015 meningkat menjadi Rp491,76 triliun pada 2016 (BPS Provinsi Riau, 2017). 

Kontribusi terbesar dalam pembentukan PDRB Riau berasal dari ekspor secara bersih (net export) sebesar 29,53 persen.

Industri pengolahan kelapa sawit merupakan salah satu sektor penggerak ekonomi Provinsi Riau. Nilai ekspor untuk produk lemak dan minyak nabati mencapai 68 persen dari total ekspor Provinsi Riau. 

Sebagian besar produk olahan kelapa sawit di Riau hingga saat ini disebut masih dalam produk mentah yakni CPO.

Cabang industri potensial yang dapat dikembangkan dari industri kelapa sawit, menurut Ngakan, adalah oleokimia yaitu industri yang berbasis minyak kelapa sawit (CPO) dan minyak inti sawit (PKO). 

Dengan menyusutnya komoditas migas, BPPSI Pekanbaru diharapkan jadi kunci keberhasilan pertumbuhan ekonomi Provinsi Riau.

Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017