Bogor (ANTARA News) - Kehadiran Toko Tani Indonesia milik Kementerian Pertanian di Botani Square, Kota Bogor, Jawa Barat, dalam acara Agro Inivasi Fair 2017 diserbu pengunjung pusat perbelanjaan tersebut hingga terjadi antrian cukup panjang, Sabtu.

Menurut Inti Pertiwi Manajer Toko Tani Indonesia Center, kondisi tersebut terjadi sejak Toko Tani dibuka Rabu lalu, antusiasme masyarakat kelas menengah untuk membeli produk hasil pertanian dengan harga lebih murah dari pasar swalayan cukup tinggi.

"Ini untuk pertama kalinya Toko Tani Indonesia hadir di mall, awalnya kita mau tes pasar dengan prediksi tidak akan seramai ini, ternyata sejak Rabu sampai hari ini yang beli pada ngantri," kata Inti.

Inti menyebutkan Toko Tani Indonesia satu-satunya stand di Agro Inovasi Fair 2017 yang tidak dipungut biaya sewa alias gratis, dibuka sejak Rabu hingga Minggu besok, beroperasi dari pukul 10.00 sampai 22.00 WIB. Rata-rata omset per harinya mencapai Rp20 juta.

Toko Tani menyediakan kebutuhan pokok hasil pertanian dengan harga murah dan kualitas segar karena langsung dipasok oleh petani. Terdapat sekitar 30 komoditas yang disediakan, seperti beras, daging, cabai, bawang merah dan bawang putih, aneka sayuran, buah, dan juga telur.

Harga jual di Toko Tani Indonesia sangat murah jauh dari harga pasar, seperti beras IR 64 dijual dengan harga Rp16 ribu per 2 kilogram. Begitu juga harga sayuran dibandrol Rp5 ribu per seperampat gram, bawang merah Rp20 ribu per kg, bawang putih Rp16 ribu per kg, telur Rp12 ribu per pak (sekitar 0,5 kg).

"Daging kita jual seharga Rp75 ribu per kg, kebanyakan yang dibeli itu daging, beras dan bawang," katanya.

Untuk beras setiap harinya Toko Tani Indonesia memasok sampai satu ton beras. Bahkan daging hingga puluhan kilogram. Namun, aturan di pusat perbelanjaan pemuatan barang terbatas dilakukan, sehingga pasokan jadi terbatas.

"Bedanya kalau di mall kita tidak bisa memuat barang setiap saat, dijadwalkan hanya sampai jam 10.00 sehingga pasokan kita terbatas, sehabisnya saja, tidak bisa nambah setiap saat," katanya.

Tingginya minat pengunjung berbelanja di Toko Tani Indonesia membuat pihak manajemen mengatur agar pembeli bisa tertib dan mengantri untuk mengantisipasi penumpukan orang .

"Kami cukup kewalahan antrian pembeli cukup banyak, bahkan kami sempat ditegur pengelola," kata Inti.

Toko Tani Indonesia sebagai salah satu langkah pemerintah memangkas rantai pasok komoditi pertanian, khususnya pangan. Dibentuk sejak 2016, tercatat hingga kini sudah ada sekitar 2.400 toko tani tersebar di seluruh provinsi di Indonesia.

Kegiatan Toko Tani Indonesia membawa misi untuk melindungi produsen (petani-red) dari jatuhnya harga dan disisi lain, melindungi konsumen dari tingginya harga pangan sehingga tercipta pangan yang berkeadilan.

Rido Kurniati warga Bogor menikmati berbelanja di Toko Tani Indonesia dengan memborong beras, cabai, bawang dan aneka sayur dengan harga yang terjangkau.

"Belanja di Toko Tani sama dengan membantu petani, kita dapatkan produk yang terjamin kualitas dan kesegarahannya, harganya juga terjangkau," kata Rido.

Pewarta: Laily Rahmawati
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017