Banyuwangi, Jawa Timur (ANTARA News) - Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, belum terdampak abu vulkanis Gunung Agung di Bali. Gunung berapi yang memiliki ketinggian 3.031 meter dari permukaan laut itu telah beberapa kali meletus belakangan ini.

"Kami sudah meminta seluruh kecamatan di Banyuwangi untuk memberikan laporan daerah yang terdampak abu vulkanis Gunung Agung dan berdasarkan laporan dari 25 kecamatan di Banyuwangi, tidak ada abu vulkanis yang mengguyur wilayah setempat," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Banyuwangi, Fajar Suasana, di Banyuwangi, Rabu.

Kendati demikian, lanjut dia pihak BPBD Banyuwangi sudah siap siaga apabila sewaktu-waktu abu vulkanis Gunung Agung mengguyur Kabupaten Banyuwangi terutama di wilayah pesisir timur dan selatan.

"Berdasarkan informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Banyuwangi bisa terkena abu vulkanis Gunung Agung akibat dampak siklon tropis Cempaka, namun sejauh ini masih nihil," tuturnya.

Suasana berharap kabupaten yang berada di ujung timur Pulau Jawa itu aman dari dampak abu vulkanis gunung berapi yang berada sekitar 200 kilometer arah timur Banyuwangi itu.

(Baca juga: https://www.antaranews.com/berita/667865/bandara-i-gusti-ngurah-rai-siapkan-100-bus)

Sebelumnya Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Dwikorita Karnawati, di Jakarta mengatakan, wilayah Jawa Timur, tepatnya Banyuwangi bisa terkena abu vulkanis Gunung Agung akibat dampak siklon tropis Cempaka.

"Pusat siklon akan menarik abu vulkanis yang tadinya mengarah ke timur tenggara, karena ada siklon akan tersedot mengarah ke selatan barat daya. Area yang akan kena dampak abu yaitu Bali, termasuk Bandara Ngurah Rai bahkan juga Jawa Timur tepatnya Banyuwangi," katanya.

Siklon tropis Cempaka berada di sebelah selatan Jawa Timur di Samudera Hindia bergerak ke arah timur dan dalam waktu 24 jam berbelok ke arah selatan. 

Dampak lain yang ditimbulkan siklon tropis Cempaka adalah hujan ekstrem disertai petir dan angin kencang dengan kecepatan hingga 20 knot serta gelombang tinggi di Samudera Hindia dan Selat Sunda.

Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017