Kulon Progo (ANTARA News) - Sebanyak 1.201 pengungsi di empat kecamatan di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, masih bertahan di posko pengungsian karena rumah mereka masih digenangi banjir dan tertimpa material longsor.

Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kulon Progo Suhardiyana di Kulon Progo, Kamis, mengatakan empat kecamatan yang warganya mengungsi, yakni Kecamatan Panjatan, Galur. Girimulyo, dan Kalibawang.

"Data pengungsi terbaru dari Rabu (29/11) sampai siang ini sebanyak 1.201 orang. Mereka masih bertahan di lokasi pengungsian karena rumah mereka tergenang banjir, tertimpa materiap longsor dan berada di wilayah potensi longsor," kata Suhardiyana.

Ia mengatakan sampai siang ini, jumlah posko yang didirikan Dinsos dan BPBD sebanyak 13 titik lokasi pengungsian. Di Kecamatan Galur ada tiga titik pengungsian, Panjatan ada empat titik lokasi pengungsian, Girimulyo ada dua titik pengungsian dan sisanya di Kalibawang.

"Kami masih melakukan pemantauan di lapangan. Saat ini, kondisi air di wilayah banjir belum surut. Kemudian, material longsor belum dapat dikondisikan dan ancaman longsor mengamcam puluhan warga di Kecamatan Kalibawang karena ada retakan tanah bergerak di perbatasan Kalibawang-Purwosari," katanya.

Koordinator Taruna Siaga Bencana (Tagana) dari staf Bidang Sosial Dinsos Kabupaten Kulon Progo Caraka mengatakan terdapat 363 pengungsi yang terbagi di tiga titik pengungsian. Pendopo Kecamatan Panjatan 118 pengungsi, gedung UPTD PAUD 33 pengungsi, dan sisanya 212 pengungsi bertahan di Balai Desa Panjatan.

Apabila kondisi masih belum surut, kata dia, ada kemungkinan jumlah pengungsi bertambah, apalagi banjir masih setinggi perut orang dewasa.

Ratusan pengungsi tersebut berasal dari Desa Krembangan 2 pedukuhan, yakni Pedukuhan I dan II. Kemudian Desa Cerme 2 pedukuhan, yakni Pedukuhan IX dan X serta Desa Panjatan 2 pedukuhan, yakni Pedukuhan I dan II. Dengan pengungsi laki-laki berjumlah 107 orang dan pengungsi perempuan berjumlah 177 orang serta untuk lansia berjumlah 49 orang dan balita berjumlah 30 anak.

"Itu Data terakhir di kita pada hari ini, dan terus kita perbarui. Untuk sekarang ini kita sedang fokus pada kebutuhan dasar dari para pengungsi, baik untuk logistik maupun pakaian. Semoga rendaman air bisa segera surut sehingga aktivitas keseharian warga normal kembali," katanya.

Pewarta: Sutarmi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017