Kuala Lumpur (ANTARA News) - Bank Mandiri bersama anak usahanya di Malaysia yaitu Mandiri International Remittance Sdn. Bhd. (MIR) melatih Tenaga Kerja Indonesia (TKI) atau Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Malaysia untuk berwirausaha.

"Pelatihan kewirausahaan Mandiri Sahabatku ini diikuti 150 peserta yang berasal dari pekerja kilang, konstruksi dan pekerja rumah tangga," ujar President Director Mandiri International Remittance Sdn. Bhd., Wahyu Surahmat di Kuala Lumpur, Minggu, saat membuka pelatihan sesi terakhir batch ke empat.

Dia mengatakan melalui program yang tidak dipungut biaya ini diharapkan para TKI memiliki bekal semangat dan ketrampilan untuk masa depan yang lebih baik.

"Sebagai perusahaan milik negara, ini merupakan langkah nyata Bank Mandiri membantu para buruh migran agar mampu mandiri saat kembali ke tanah air," katanya.

Sementara itu Senior Vice President Bank Mandiri, Wawan Setiawan mengatakan program Mandiri Sahabatku sudah dilaksanakan sejak 2011 dan hingga kini program ini telah diikuti lebih dari 12 ribu pekerja buruh migran di Hongkong, Malaysia dan Korea Selatan.

Dia mengatakan Mandiri Sahabatku mengusung empat pilar yaitu mengubah pekerja migran menjadi majikan, mempersatukan keluarga melalui entrepreneurship, mensejahterakan keluarga dan lingkungan serta mencerdaskan bangsa.

"Program pelatihan kewirausahaan Mandiri Sahabatku ini adalah merupakan program yang berkesinambungan mulai dari sebelum penempatan, masa penempatan dan pasca penempatan," katanya.

Pada tahap sebelum penempatan, ujar dia, para calon pekerja migran akan diberikan edukasi mengenai produk tabungan dan perencanaan keuangan.

"Pada tahap penempatan di masing-masing negara para peserta akan memperoleh pelajaran secara teori di dalam kelas yang mencakup analisa peluang usaha, membuat rencana bisnis, motivasi dan semangat kewirausahaan." katanya.

Dia mengatakan mereka juga dapat memperdalam minat dan hobi bersama dengan kelompoknya dengan mentor dari trainer Mandiri sebelum kembali ke Indonesia.

Pewarta: Agus Setiawan
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2017