Jakarta (ANTARA News) - Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Hadi Tjahjanto mengatakan Museum Pusat Dirgantara Mandala (Muspusdirla) Yogyakarta ditargetkan menjadi museum terbesar dirgantara di Asia Tenggara.

?Saat ini jumlah koleksi pesawat di Museum Dirgantara Mandala sekitar 50 pesawat dan dengan penambahan lima koleksi ini akan makin bertambah, dan diharapkan museum ini menjadi yang terbesar di Asia Tenggara," katanya, usai meresmikan empat helikopter dan satu pesawat legendaris TNI AU sebagai koleksi baru Muspusdirla, di Yogyakarta, Minggu.

Lima armada TNI AU yang diresmikan sebagai koleksi baru Muspusdirla adalah pesawat Cessna 401, helikopter MIL MI-1, Bell 204 Iroquois, Bell 47G Soloy, dan S-58T Sikorsky (Twin Pack).

Kasau menuturkan pihaknya mentargetkan Museum Dirgantara Mandala dapat mengkoleksi kekuatan udara TNI Angkatan Udara mulai era 1960, 1970, 1980-an sehingga dapat menjadi tujuan wisata pendidikan bagi masyarakat.

"Saya harapkan museum ini menjadi tujuan utama wisata pendidikan sehingga dapat digunakan sebagai penambah kesadaran rasa cinta tanah air bagi para pengunjung museum, khususnya kaum remaja dan anak-anak generasi penerus bangsa," katanya.

Kasau Hadi menambahkan, Museum Dirgantara Mandala mengkoleksi pesawat dan helikopter TNI Angkatan Udara yang diproduksi negara-negara Timur seperti Federasi Rusia dan negara-negara barat seperti Amerika Serikat.

Selain sebagai media pendidikan sejarah kedirgantaraan Indonesia, Museum Dirgantara Mandala dapat menjadi inspirasi untuk membangun kekuatan udara Republik Indonesia yang besar, kuat dan profesional layaknya di era 1960-an.

Rekor MURI

Serangkaian peresmian lima pesawat sebagai koleksi museum tersebut, Muspusdirla TNI Angkatan Udara mendapat Rekor Pemrakarsa Museum dengan Koleksi Monumen Pesawat Terbanyak dari MURI. Penghargaan diserahkan pendiri MURI Jaya Suprana kepada Kasau Hadi Tjahjanto.

Kasau mengatakan rekor MURI itu merupakan apresiasi terhadap perjuangan para senior yang telah membangun Angkatan Udara hingga saat ini. Rekor MURI ini didediksikan untuk seluruh prajurit Angkatan Udara di Indonesia.

Pada peresmian monumen pesawat tersebut, Kasau didampingi para sesepuh dan senior TNI AU sebagai pelaku sejarah yang telah membawa pesawat-pesawat mengarungi Samudera Pasifik ke Indonesia dan telah mengoperasikannya untuk menjaga kedaulatan negara dari udara.

Pada kesempatan tersebut, perwakilan keluarga besar "Cessna" dan "Chopper" menyampaikan ucapan terima kasih kepada Kasau, karena sudah memprakarsai pembangunan museum ini menjadi museum terbesar di Asia Tenggara.

Pewarta: Rini Utami
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017