Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, pada Senin sore menguat tipis sebesar dua poin menjadi Rp13.521 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.523 per dolar Amerika Serikat (AS).

"Nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar AS menyusul data inflasi November 2017 yang masih terkendali sehingga direspon positif pasar," kata analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada di Jakarta, Senin.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat laju inflasi pada November 2017 sebesar 0,2 persen. Dengan demikian, tingkat inflasi tahun kalender Januari-November 2017 mencapai 2,87 persen dan inflasi tahunan (year on year) sebesar 3,3 persen.

Reza Priyambada mengatakan bahwa dengan inflasi yang masih berada pada rentang target pemerintah memberi harapan positif bagi pertumbuhan ekonomi nasional yang diproyeksikan tumbuh sebesar 5,1 persen.

Berdasarkan PMK No.93/PMK.011/2014 tentang Sasaran Inflasi tahun 2016, 2017, dan 2018 tanggal 21 Mei 2014 sasaran inflasi yang ditetapkan oleh Pemerintah untuk periode 2016-2018, masing-masing sebesar 4 persen, 4 persen dan 3,5 persen masing-masing dengan deviasi 1 persen.

Sementara itu,analis Monex Investindo Futures, Putu Agus mengatakan bahwa senat Amerika Serikat yang telah meloloskan RUU reformasi pajak membuat tekanan dolar AS relatif terbatas.

"Terbatasnya pergerakan dolar AS disebabkan senat dan DPR AS masih harus melakukan rekonsiliasi akibat adanya perbedaan RUU kedua belah pihak, dan dilanjutkan dengan voting di Kongres AS," kata Putu Agus.

Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Senin (4/12) mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah ke posisi Rp13.527 dibandingkan posisi sebelumnya Rp13.514 per dolar AS.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017