Jakarta (ANTARA News) - Ahli gizi Dr. Marudut, BSc. MPS tak menampik kandungan protein dalam keong sawah.


Hanya saja dia tak bisa menyebut secara pasti apakah jumlah protein dalam keong sawah bisa menyamai atau bahkan melampaui daging.


"Sampai saat ini saya belum baca apakah ada perbedaan yang signifikan antara daging dan keong sawah, terutama dari proteinnya," kata dia yang merupakan dosen di Politeknik Kesehatan Masyarakat Kemenkes Jakarta II itu di Jakarta, Selasa. 

Namun, ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum mengonsumsi keong sawah salah satunya soal zat racun yang terkandung di dalamnya. 

Lalu, soal kandungan kolestrol dalam keong walau memang tak setinggi jerohan.

"Pada keong ada zat-zat toksik nya. Kita makan normal saja berapa porsi. Soal kolestrol, lebih tinggi tetapi tidak lebih tinggi dari jerohan," tutur Marudut.


Kemudian, berbeda dari daging, pengolahan keong sawah cenderung lebih sulit, karena lendir dan kotorannya harus dipisahkan dulu. 

Ketimbang keong sawah, Marudut lebih merekomendasikan ikan sebagai varian pengganti daging. 

"Tetapi jelas keong sumber protein. Tetapi jauh lebih baik ikan. Ikan kita melimpah," tutur dia.


Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017