Jakarta (ANTARA News) - Asia Philanthropy Circle meluncurkan laporan "Giving Guide" yang bisa menjadi pemandu bagi pegiat filantropi yang ingin berkontribusi untuk memajukan pendidikan di Indonesia.

"Dengan panduan itu maka filantropi dan perusahaan yang ingin memfokuskan kontribusi kontribusi lebih efektif untuk bersama-sama memperbaiki sistem pendidikan," kata Ketua Asia Philanthropy Circle (APC) Cabang Indonesia dan Presiden Direktur Djarum Foundation Victor R. Hartono kepada pers saat peluncuran laporan itu di Jakarta, Selasa.

Dikatakan, panduan tersebut membantu untuk memahami yang sedang dilakukan oleh pegiat filantropi, memprioritaskan pekerjaanya di bidang yang menghasilkan dampak besar dan juga mengenal potensi untuk berkolaborasi dengan pegiat filantropi lainnya.

Menurutnya, pendidikan memegang peranan penting bagi anak-anak untuk bisa menjadikan Indonesia menjadi negara lebih maju, sehingga perlu ada perhatian khusus bagi semua pihak, khususnya filantropi, untuk bersama-sama memberikan sebagian dananya memperbaiki dan mengembangkan pendidikan.

"Perbaikan sistem pendidikan akan membantu mendorong pertumbuhan produktivitas tenaga kerja dan meningkatkan jumlah tenaga kerja siap pakai," tuturnya.

Presiden Direktur McKinsey Indonesia Phillia Wibowo, mengatakan sistem pendidikan di Indonesia, yang merupakan sistem pendidikan terbesar keempat di dunia setelah China, India dan Amerika Serikat, saat ini setidaknya memiliki lebih dari 50 juta siswa, 2,6 juta pengajar, serta 250 ribu sekolah tersebar di seluruh Nusantara.

Dikatakan, pihaknya telah mengidentifikasi sejumlah inisiatif dan rekomendasiyang berdasarkan penelitian dapat menjadi perhatian bagi pegiat filantropi di sektor pendidikan.

Keempat untuk pegiat filantropi agar dapat memicu memajukan pendidikan adalah kualitas guru, kepemimpinan guru dan tata kelola sekolah, pendidikan kejuruan, serta pendidikan dan pengembangan anak usia dini.

Untuk kualitas guru, katanya, penelitian akademik menunjukkan bahwa di Indonesia, skor guru yang lebih tinggi 10 persen dapat menghasilkan skor siswa yang lebih tinggi.

Kepemimpinan guru dan tata kelola sekolah, menurutnya, kepala sekolah dengan kinerja yang lebih baik dapat meningkatkan prestasi siswa sebanyak 22 persen dibanding dengan kepala sekolah berkinerja biasa-biasa saja.

Untuk pendidikan kejuruan, katanya, meningkatkan sistem magang berpotensi mengurangi tingkat pengangguran generasi tenaga kerja muda hingga hampir enam persen.

"Sementara untuk pendidikan dan pengembangan anak usia dini, dari setiap dolar yang diinvestasi dalam program pendidikan berkualitas dapat menghasilkan imbal hasil antara 6-7 dolar AS," ujarnya.

Laporan ini melibatkan lebih dari 80 ahli dan organisasi, mensurvei 49 organisasi filantropi, serta 1.000 siswa dan 10 perusahaan.

Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017