Jakarta (ANTARA News) - Wakil Menteri Luar Negeri AM Fachir menegaskan pentingnya bagi negara anggota ASEAN untuk bersama mengatasi tantangan kejahatan di laut, seperti disampaikan dalam keterangan pers dari Kementerian Luar Negeri.

"Sebagai kawasan maritim dengan garis pantai sepanjang 173.000 kilometer, kawasan ASEAN harus responsif dan siap menghadapi berbagai tantangan kejahatan di laut," kata AM Fachir ketika membuka pertemuan ke-7 Forum Maritim ASEAN di Jakarta, Rabu.

Pada pertemuan itu, Wamenlu RI menyatakan bahwa tantangan kelautan saat ini sangat luas, mencakup hal-hal yang bersifat fundamental dan sudah dipahami bersama, seperti perlindungan lingkungan maritim atas kerusakan, efek perubahan iklim, dan tantangan kejahatan di laut.

Adapun tantangan kejahatan di laut tersebut, antara lain penangkapan ikan secara ilegal (illegal fishing), penangkapan ikan secara berlebihan dan tidak sesuai aturan (overfishing and crimes in fisheries), kerja paksa di kapal-kapal penangkap ikan dan perdagangan manusia.

Selain memimpin Pertemuan Ke-7 Forum Maritim ASEAN, pemerintah Indonesia juga akan memimpin Pertemuan Ke-5 "Expanded ASEAN Maritime Forum" (5th EAMF) di Jakarta pada Kamis, 7 Desember 2017.

Negara-negara ASEAN dalam pertemuan Forum Maritim ASEAN tersebut membahas mengenai penguatan berbagai kerja sama maritim di kawasan ASEAN serta sinergi dari seluruh badan sektoral ASEAN yang terkait dengan isu-isu maritim.

Dengan penguatan dan sinergi kerja sama maritim yang baik, negara-negara ASEAN diharapkan akan dapat meraih keuntungan dari salah satu alur pelayaran tersibuk yang menghubungkan berbagai pusat perdagangan dunia, baik untuk kesejahteraan, kepentingan ekonomi, pelayaran serta keamanan masyarakat ASEAN.

Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2017