Washington (ANTARA News) - Lubang hitam tertua dan terjauh yang pernah diamati -- benda angkasa kasar yang 800 juta kali lebih masif ketimbang matahari-- memberi para ilmuwan beberapa kejutan mengenai sifat semesta ketika pada skala kosmis masih balita.

Para astronom pada Rabu mengatakan lubang hitam, yang berada di tengah benda langit sangat bercahaya yang disebut quasar, berada sekitar 13,1 miliar tahun cahaya dari Bumi.

Cahaya quasar dideteksi oleh para peneliti berasal dari sekitar 690 juta tahun setelah Big Bang atau dentuman besar yang menimbulkan semesta, ketika alam semesta hanya lima persen dari usianya sekarang.

"Jadi kalau semesta itu orang berusia 50 tahun, kami melihat gambar dari orang itu ketika dia berusia dua setengah tahun," kata astronom Eduardo Bañados dari Carnegie Institution for Science, yang memimpin riset yang hasilnya disiarkan di jurnal Nature.

"Ketika kami melihat ke jarak yang lebih jauh, kami juga melihat ke masa lalu" karena waktu yang dibutuhkan bagi cahaya untuk perjalanan melintasi semesta, Bañados menambahkan.

Itu berarti objek tersebut berasal dari masa 13,1 miliar tahun lalu. Sementara Bumi usianya sekitar 4,5 miliar tahun.

Quasar yang baru dideteksi, yang dinamai J1342+0928, ada selama perubahan fundamental sifat alam semesta awal, ketika bergerak dari "masa gelap" tanpa ada cahaya yang dipancarkan menuju ke waktu terangnya cahaya, saat gravitasi memadatkan materi menjadi bintang-bintang yang pertama.

"Objek ini memberi kita pengukuran waktu ketika semesta pertama diterangi cahaya bintang," kata peneliti yang lain, profesor fisika Robert Simcoe dari Kavli Institute for Astrophysics and Space Research pada Massachusetts Institute of Technology.

Penemuan lubang besar sebesar itu ada pada awal sejarah semesta mengejutkan pada peneliti. Keberadaannya pada saat itu bertentangan dengan gagasan-gagasan saat ini tentang formasi dan pertumbuhan objek-objek semacam itu, katanya.

"Semesta penuh dengan kejutan," kata Bañados sebagaimana dikutip kantor berita Reuters.

Quasar-quasar, yang mendapat energi dari gas-gas yang bergerak dengan kecepatan tinggi menuju lubang hitam sangat besar, diketahui mendiami pusat galaksi-galaksi tertentu, kadang lebih terang dari semua bintang dalam galaksi-galaksi itu.

Dalam lubang hitam, gravitasi punya tarikan kuat sehingga bahkan cahaya pun tak bisa lepas. Lubang hitam ini tampak melahap materi di pusat galaksi.

Objek ini dipelajari menggunakan teleskop berbasis di darat di Chile dan Hawaii serta Wide-field Infrared Survey Explorer (WISE) milik Badan Antariksa Amerika Serikat yang mengorbit.

Pewarta: -
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017