Yogyakarta (ANTARA News) - Kementerian Perindustrian memperkuat Industri Kecil Menengah (IKM) logam sebagai rantai pasok industri dalam negeri agar terjalin kerjasama yang saling menguntungkan.


“Penguatan peran IKM dilakukan dalam rantai pasok industri (Supply Chain), fasilitasi kemitraan IKM dengan industri besar serta meningkatkan daya saing industri dan akses pasar yang luas,” kata Dirjen IKM Kemenperin Gati Wibawaningsih di Yogyakarta, Jumat.

Beberapa program yang telah dilaksanakan Ditjen IKM berupa kerjasama PT INKA dan PT KAI yang telah bermitra dengan Koperasi Batur Jaya yang menaungi IKM Logam Ceper untuk menyalurkan komponen kereta api. 

Selain itu, juga telah dilakukan MoU pemenuhan kebutuhan bahan baku pembuatan alat perkakas pertanian dengan produksi alat perkakas pertanian seperti cangkul, sekop, mata garu, egrek dan dodos akan ditingkatkan dari segi kapasitas maupun kapabilitas yang bekerjasama dengan PT Krakatau Steel, PT Boma Bisma Indra dan PT Sarinah dan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia.

Menurut data Badan Pusat Statistika (BPS) jumlah industri kecil dan menengah sektor logam menurut 2-digit KBLI tahun 2015 berjumlah 144.619 IKM, dengan tenaga kerja lebih dari 400 ribu orang.

Diketahui pertumbuhan industri non migas triwulan ketiga tahun 2017 berada pada 5,49 persen, dengan pertumbuhan industri logam dasar mencapai 10,6 persen.  

Sementara, berdasarkan data dari United Nations Statistics Division tahun 2016, sumbangan sektor manufaktur terhadap PBD di Indonesia menempati peringkat ke-4 dunia dengan kontribusi 22 persen.

Kenaikan positif industri logam tidak hanya terjadi pada industri besar tetapi juga pada industri kecil dan menengah dengan nilai tambah sekitar Rp 34 triliun pada tahun 2015. 




UPT Logam Yogyakarta

Perkembangan IKM logam di Kota Yogyakarta juga terus digenjot pertumbuhannya untuk terus men-support IKM dalam pengadaan alat produksi dan inovasi produksi, Dinas Perindustrian Perdagangan  Koperasi dan Pertanian Kota Yogyakarta mendirikan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Logam pada tahun 2007. 

Saat ini UPT Logam kota Yogyakarta telah membina 67 IKM alumunium.

Pemerintah Kota Yogyakarta memberikan investasi sebesar Rp6,5 milliar kepada UPT Logam kota Yogyakarta berupa Belanja Modal Pengadaan Mesin Injeksi Almunium. 

Setelah pemerintah kota Yogyakarta memberikan investasi, diketahui retribusi UPT Logam Kota Yogyakarta mampu membukukan pendapatan yang terus meningkat. 

Pada 2016 retribusi pembuatan molding dan sebagainya bisa mencapai total Rp 287 juta. Jumlah ini melonjak ke angka Rp 431 juta pada tahun 2017.

“UPT Logam kota Yogyakarta terus meningkatkan berbagai pelayanan dan telah menetapkan kompetensi intinya sebagai Pembuat Cetakan (Mold Maker) yang profesional,” kata Kepala UPT Logam DI Yogyakarta M Agus Maryanto.

Selain itu, dalam tugasnya adalah memfasilitasi IKM dalam pembuatan stamp, sparepart mesin, pembuatan acesoris dan modifikasi, rekayasa mesin dan uji kompetensi bahan.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017