Taipei (ANTARA News) - Taiwan harus meningkatkan pranata keamanan informasinya untuk melindungi diri dari peretas, yang membidik layanan keuangan dan perbankan di pulau tersebut, kata Presiden Tsai Ing-wen pada Senin, mengumumkan strategi tiga cabang terhadap serangan tersebut.

Kekhawatiran atas keamanan informasi Taiwan berkembang sejak bank besar mendapati sejumlah anjungan tunai mandirinya diretas pada Juli tahun lalu. Pada Oktober, peretas menyasar praata pengiriman uang dari Far Eastern Bank di Taiwan.

Tsai menguraikan tiga tujuan keamanan informasi, mulai dari menciptakan sistem nasional hingga membangun satuan untuk memastikan keamanan dalam negeri digital serta meningkatkan penelitian dan pengembangan sebagai unsur pertahanan nasional.

"Taiwan tentu memiliki kebutuhan mendesak untuk membangun perlindungan keamanan informasi, yang baik, sebelum dapat meningkatkan kepercayaan perseorangan dan usaha terhadap lingkungan digital," kata Tsai pada acara keamanan informasi.

"Dengan serangan peretas, pemerasan dan penipuan Internet, ini akan mempengaruhi kehidupan masyarakat, tatanan sosial, dan bahkan mengancam keamanan nasional," katanya.

Dia tidak menetapkan lini masa untuk pencapaian tujuan keamanan.

Ancaman pencurian digital meningkat sejalan dengan peretas mengadopsi alat dan teknik yang semakin canggih, demikian SWIFT, sistem perpesanan global yang digunakan untuk memindahkan triliunan dolar setiap hari, memperingatkan pada bulan lalu.

Pada Februari, sistem bursa saham pulau tersebut juga diserang. Regulator sekuritas keuangan segera menanggapinya dengan berbagai tindakan, menurut Tsai.

Setelah Tsai menjabat, Taiwan meningkatkan keamanan informasi ke tingkat keamanan nasional, tambahnya.

Pemerintah menambahkan anggota lain ke satuan keamanan nasionalnya, sementara Yuan Eksekutif, atau kabinet pemerintahannya, menciptakan divisi keamanan informasi.

(KR-DVI/B002)

Pewarta: LKBN Antara
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017