Dhaka, Bangladesh (ANTARA News) - Para pejabat Bangladesh tengah melacak keluarga dan orang-orang yang dikenal Akayed Ullah, pria Bangladesh yang dituduh pihak berwajib AS telah meledakkan bom pipa buatan sendiri di sebuah stasiun kereta New York City yang disesaki penumpang, Senin waktu AS.

"Polisi sedang mencari keluarganya, tetapi sejauh ini polisi belum mampu melacaknya," kata Abul Khair Nadim, Ketua Dewan Uni Masafur Chittagong di Bangladesh selatan di mana keluarga Ullah pertama tinggal.

Kepala polisi Bangladesh berkata kepada Reuters bahwa Ullah yang berusia 27 tahun itu tidak punya catatan kriminal di negeri asalnya yang terakhir kali dia kunjungi September silam.

Ullah tinggal bersama ibunya, adik perempuannya dan dua adik laki-lakinya di Brooklyn dan pernah menjadi pemegang green card, kata Shameem Ahsan, konsul jenderal Bangladesh di New York.

Ahmad Ullah, masih sanak famili Ullah, mengungkapkan kepada Reuters  bahwa ayah sepupunya itu pindah ke Dhaka bersama keluarganya sejak beberapa tahun lalu.

Dia mengungkapkan ayanda Ullah meninggal dunia lima tahun lalu. Menurut dia, Ullah belajar pada sekolah umumnya untuk warga Bangladesh sebelum pindah ke AS.

Ullah yang membuat sendiri bom yang dilekatkan kepada tubuhnya, meledakkan bahan peledak di koridor pejalan kaki kawah batan antara Times Square New York dan Terminal Bus Port Authority pada jam sibuk untuk melukai dia dan tiga pejalan kaki dalam insiden yang disebut Wali Kota New York Bill de Blasio sebagai percobaan serangan teroris.

Seorang petugas penegakkan hukum yang mengetahui penyelidikan kasus ini menyatakan para penyidik menemukan bukti bahwa Ullah telah menyaksikan propaganda ISIS di internet.

Bangladesh mengecam keras serangan itu bahwa "Teroris adalah tetap teroris, tak terkait dengan entik atau agamanya, dan harus diadili."

Pewarta: -
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017