Jakarta (ANTARA News1) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Rabu pagi, bergerak menguat sebesar tujuh poin menjadi Rp13.567 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.574 per dolar Amerika Serikat (AS).

Analis PT Bank Saudara Tbk Rully Nova di Jakarta, Rabu mengatakan bahwa pergerakan nilai tukar domestik relatif mendatar dengan kecenderungan menguat di tengah fokus pelaku pasar uang sedang tertuju pada hasil pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC).

"Pelaku pasar berharap mendapatkan petunjuk kebijakan moneter The Fed di masa mendatang," katanya.

Ia menambahkan bahwa Indonesia yang diproyeksikan memiliki pertumbuhan ekonomi mencapai 5,1 persen-5,2 persen pada tahun ini akan menjaga fluktuasi rupiah ke depannya. Pada 2018, pertumbuhan ekonomi nasional juga diprediksi tumbuh mencapai 5,4 persen.

"Ekonomi Indonesia memiliki kualitas yang baik, karena dibarengi dengan perbaikan infrastruktur, situasi itu akan menunjang aktivitas ekonomi ke depan menjadi lebih baik," katanya.

Ia mengharapkan bahwa sentimen mengenai kebijakan reformasi pasak Amerika Serikat tidak berdampak signifikan bagi perekonomian domestik sehingga fluktuasi nilai tukar terjaga.

Analis Monex Investindo Futures Faisyal menambahkan bahwa pergerakan dolar AS yang relatif terbatas saat ini dikarenakan sebagian pasar melakukan "price in" kemungkinan hasil pertemuan FOMC yang diproyeksikan menaikan suku bunga acuan.

"Kenaikan suku bunga The Fed telah masuk dalam harga pasar, diharapkan ada informasi kebijakan The Fed selanjutnya," katanya. 

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017