London (ANTARA News) - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno menghadiri sekaligus menjadi saksi pencatatan Komodo Bond, obligasi global berdenominasi rupiah PT Jasa Marga (Persero) tercatat di Bursa Efek London (LSE), Rabu waktu setempat.

Permintaan Komodo Bond tercatat mengalami kelebihan (oversubscribed) mendekati empat kali, yang sekaligus menjadi tonggak sejarah baru bagi pasar modal Indonesia, kata Kepala Bagian Humas dan Protokol Kementerian BUMN, Ferry Andrianto dalam keterangan persnya yang diterima Antara London, Rabu (13/12) malam.

Pencatatan perdana Komodo Bond itu dihadiri Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso, Direktur Utama PT Jasa Marga Desi Arryani, CEO LSE Nikhil Rathi, Menteri Negara Urusan Luar Negeri dan Persemakmuran Mark Field, Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Kartika Wirjoatmodjo, Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Achmad Baiquni, Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Sofyan Basir, serta jajaran Direksi BUMN terkait.

Komodo Bond senilai Rp 4 triliun ini merupakan surat utang dengan kupon tetap dengan imbalan 7,5% tanpa jaminan dan berjangka waktu tiga tahun dengan masa jatuh tempo pada 11 Desember 2020.

Obligasi tersebut memperoleh peringkat Baa3 dari Moody`s dan BB+ dari S&P.

Menteri Rini mengatakan infrastruktur merupakan salah satu sektor dengan peluang investasi yang menarik di Indonesia dan para investor tentunya akan mendapatkan keuntungan dengan berinvetasi di sektor tersebut.

Komodo Bond juga memungkinkan para investor asing untuk mendiversifikasi protofolionya terutama dalam proyek-proyek infrastruktur dengan kualitas tinggi, katanya.

Ia mengatakan investor juga mendapatkan akses ke mata uang lokal dan hal ini memungkinkan untuk mendapatkan tingkat pengembalian lebih tinggi dibandingkan dengan surat utang dolar Amerika Serikat.

Di tengah kebutuhan pendanaan investasi yang sangat besar, penerbitan Komodo Bond merupakan sumber alternatif pendanaan terbaik bagi Jasa Marga, katanya.

Dalam kesempatan yang sama, Desy mengatakan menyambut baik partisipasi investor global dalam pencatatan perdana Komodo Bond ini. Transaksi ini tidak hanya menjadi lompatan penting bagi Jasa Marga tetapi juga merupakan langkah maju yang signifikan dalam membuka jalan bagi perusahaan Indonesia lainnya untuk opsi pembiayaan serupa.

"Dengan rekor utang perusahaan yang bagus dan karakteristik pendapatan yang stabil, Jasa Marga berhasil memperoleh minat investor yang tinggi bahkan sebelum transaksi diumumkan," kata Sesy.

Ia mengatakan pencatatan obligasi di bursa global seperti LSE memungkinkan Jasa Marga untuk mendiversifikasi sumber pendanaan yang dimiliki setelah sebelumnya masuk ke pasar dalam negeri melalui penerbitan sekuritisasi aset yang juga merupakan pertama di pasar modal Indonesia.

Pencatatan obligasi Jasa Marga merupakan yang terbaru dari rangkaian panjang penerbitan obligasi global pertama oleh emiten Asia di LSE.

Saat ini LSE merupakan pusat internasional terbesar bagi obligasi dengan denominasi Rupee India, Masala Bond.

Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017