Brussels (ANTARA News) - Para pemimpin Uni Eropa pada Kamis waktu setempat menolak pengakuan Presiden Amerika Serikat Donald Trump terhadap Yerusalem sebagai ibu kota Israel, menyatakan bahwa mereka tetap berpandangan status kota tersebut harus diselesaikan melalui negosiasi.

Pemerintahan Trump bulan ini mengundang kritik luas karena secara resmi mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel sehingga secara efektif mengabaikan klaim Palestina atas kota tersebut.

"Para pemimpin UE menegaskan kembali komitmen terhadap solusi dua negara, dan dalam konteks ini, posisi UE mengenai Yerusalem tidak berubah," demikian cuitan Presiden Uni Eropa Donald Tusk setelah para pemimpin dari 28 negara anggota blok itu membahas masalah tersebut dalam sebuah konferensi tingkat tinggi di Brussels.

Uni Eropa telah menyampaikan kekhawatiran mengenai keputusan sepihak Amerika Serikat itu, dengan kepala kebijakan luar negeri Federica Mogherini pekan lalu memperingatkan bahwa langkah tersebut bisa memperkeruh situasi, bahkan membawa situasi ke "masa yang lebih gelap".

Namun, pernyataan para kepala negara dan kepala pemerintahan blok tersebut pada Kamis semakin meningkatkan kritik terhadap langkah Trump, yang mengubah kebijakan tujuh dekade Amerika Serikat mengenai Yerusalem dan memicu demonstrasi di seluruh dunia Islam.

Uni Eropa sudah lama menekankan bahwa satu-satunya cara untuk mewujudkan perdamaian adalah melalui solusi dua negara -- Israel dan Palestina -- dengan Yerusalem sebagai ibu kota kedua negara dan perbatasannya kembali ke statusnya sebelum Perang Arab-Israel pada 1967.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mendapat penolakan keras dari Mogherini di Brussels pada Senin ketika dia menyarankan Eropa mengikuti langkah Washington mengenai Yerusalem. Kepada Netanyahu, Mogherini secara blak-blakan mengatakan untuk "berharap kepada yang lain", demikian menurut siaran kantor berita AFP. (mr)

Pewarta: -
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017