IHSG BEI ditutup menguat 5,76 poin atau 0,09 persen menjadi 6.119,41, sedangkan kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak naik 2,64 poin (0,25 persen) menjadi 1.030,10.
"IHSG ditutup menguat setelah sempat berada di area negatif, sehingga kembali mencatatkan rekor tertinggi tahun ini," ujar Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada di Jakarta, Jumat.
Ia mengatakan bahwa neraca perdagangan Indonesia pada November 2017 yang mencatatkan surplus menjadi salah satu faktor pemicu bagi investor untuk melakukan aksi beli sehingga IHSG kembali bergerak positif.
"Data ekspor dan impor yang mengalami kenaikan menunjukkan kian meningkatnya kegiatan ekonomi di dalam negeri," katanya.
Badan Pusat Statistik menyatakan nilai neraca perdagangan Indonesia pada November 2017 mengalami surplus 0,13 miliar dolar AS dibandingkan bulan sebelumnya, yang dipicu antara lain oleh surplus nonmigas 1,09 miliar dolar AS.
Sementara itu, Kepala Riset MNC Sekuritas Edwin Sebayang mengatakan bahwa sentimen positif bagi IHSG masih akan berlangsung hingga 2018 mendatang meski terdapat sentimen kenaikan suku bunga AS.
"Pertumbuhan ekonomi AS diperkirakan cukup bagus pada 2018. Jadi tahun depan pun mereka akan kembali menaikkan suku bunga, namun itu tidak akan berpengaruh terhadap market di Indonesia. Pasar tentu sudah antisipasi kenaikan itu
Sementara itu, tercatat frekuensi perdagangan sebanyak 294.842 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 22,156 miliar lembar saham senilai Rp10,878 triliun. Sebanyak 157 saham naik, 178 saham menurun, dan 118 saham tidak bergerak nilainya atau stagnan.
Bursa regional, di antaranya indeks bursa Nikkei turun 141,22 poin (0,62 persen) ke 22.553,22, indeks Hang Seng melemah 318,27 poin (1,09 persen) ke 28.848,10 dan Straits Times melemah 18,84 poin (0,55 persen) ke posisi 3.416,94.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017