Jakarta (ANTARA News) - PT Surveyor Indonesia (Persero) bersama dengan Korea Western Power Co Ltd (Kowepo) sepakat membangun pembangkit listrik dari energi baru terbarukan di Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur untuk mengatasi kesenjangan pasokan listrik di wilayah itu.

"Sinergi Surveyor Indonesia dan Kowepo ini dalam rangka pengembangan dan pelaksanaan kegiatan bersama dalam bidang energi terbarukan serta hal-hal yang terkait," kata Direktur Utama Surveyor Indonesia, M. Arif Zainuddin, di Graha Surveyor Indonesia, Jakarta, Selasa.

Pada kesempatan itu Arif menandatangani nota kesepahaman (MoU) kerja sama dengan Vice President Kowepo Song Jae Sub, yang disaksikan Asisten Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan Pariwisata Kementerian BUMN Agus Suharyono.

Menurut Arif, Surveyor Indonesia Kowepo berusaha memberikan dukungan yang dapat dilakukan dalam rangka pengembangan proyek di Indonesia, antara lain membangun pembangkit listrik tenaga surya untuk mengurangi defisit listrik di daerah timur Indonesia melalui PLN.

Kowepo merupakan Badan Usaha Milik Negara Republik Korea aktif dalam pengembangan sumber daya, kegiatan usaha pembangkit, pengawasan dan pengelolaan industri konstruksi, penelitian dan pengembangan teknologi terkait bisnis.

Sementara itu, Surveyor Indonesia merupakan Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia yang bergerak di bidang jasa survei, inspeksi/pemeriksaan, dan konsultansi yang memiliki pengalaman dan sumber daya manusia di bidangnya.

"Dalam bidang pembangkit energi ini, Surveyor Indonesia telah berpengalaman dan memiliki tenaga ahli yang profesional pada jasa-jasa yang yang menunjang mulai dari perencanaan, pembangunan sampai dengan operasional pembangkit," tegas Arif.

Meski begitu, ia belum menyebutkan nilai investasi pembangkit listri yang akan dikembangkan. Ia hanya menuturkan, bahwa proyek pembangkit listrik di NTB dan NTT yang diharapkan mulai beroperasi pada 2019 ini akan menjadi tahap awal Surveyor Indoneia masuk dalam binis pembangkit.

"Selama ini kami hanya sebagai inspeksi pemeriksaan dan jasa survei, kini siap masuk dalam pembangunan sampai dengan operasional pembangkit. Ini menjadi salah satu portofolio bisnis yang dapat memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap pendapatan perusahaan," katanya.

Sementara itu, Vice President Korea Western Power Co Ltd, Song Jae Sub mengatakan memilki pengalaman dalam mengembangkan pembangkit listrik energi terbarukan baik di dalam negeri maupun luar Korea.

"Indonesia memiliki sumber energi tenaga surya yang besar dan sumber energi lain yang terbarukan. Ini menjadi modal untuk mengembangkan sekaligus memeratakan ketersediaan listrik di Indonesia," ujarnya.

Kowepo selain mengembangkan pembangkit tenaga matahari, juga memanfaatkan Teknologi Kombinasi Gasifikasi Batubara (IGCC) untuk pembangkit hingga mencapai 50 persen, meliput IGFC, CCUS, turbin komersialisasi gas kota.

Di luar Korea, Kowepo sudah mengembangkan pembangkit hingga 11.000 MW dengan kapasitas daya tenaga listrik baru mencapai 1.900 MW, antara lain dikembangkan di Laos, Vietnam dan termasuk di Indonesia.

Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017