Kenapa kamu terus menyuruhku mencari alasan di balik kesulitan ini? Aku sudah bilang beberapa kali padamu. Apakah kamu butuh drama spesifik atau cerita yang lebih heboh sebagai bukti depresiku?"
Jakarta (ANTARA News) - Mengendarai mobil keren, tinggal di rumah mewah, berkencan dengan aktris populer? Dilihat dari luar, Jonghyun seakan punya segalanya. Namun penyanyi dari grup K-pop SHINee itu memutuskan bunuh diri pada usia 27 tahun setelah menderita depresi.


Berdasarkan pesan Jonghyun pada temannya Nine dari band rock Dear Cloud, pesan itu diungkapkan lewat media sosial setelah mendapat izin dari keluarga mendiang, Jonghyun kesulitan menjalani hidup sebagai selebritas.

"Aku hancur dari dalam. Depresi yang perlahan menggerogotiku, akhirnya benar-benar menelanku. Dan aku tidak bisa mengalahkannya," tulis Jonghyun.

"Ketenaran tidak pernah dimaksudkan untukku. Itu semua alasan mengapa ini menyakitkan. Mengapa aku memilih ini? Ini sangat lucu. Sungguh mengherankan aku bertahan begitu lama."

Tidak diketahui kapan Nine menerima pesan itu dari Jonghyun, tapi sang rocker langsung mengirimkannya ke keluarga Jonghyun setelah mendapatkannya. Nine dan Jonghyun menjadi teman dekat setelah mereka pertemu di acara radio Jonghyun "Blue Night, I am Jonghyun".

Jonghyun ditemukan tak bernyawa, Senin (18/12).

Kakak perempuannya melapor pada polisi pukul 16.42, mengatakan mungkin Jonghyun sedang berusaha melukai diri sendiri. Polisi menemukannya di dalam studio yang disewa selama dua hari di Cheongdam-dong, Seoul. 

Dia sempat mendapatkan pertolongan resusitasi jantung paru (CPR) dari tim medis, namun nyawanya tak tertolong.

Orang-orang yang dekat dengannya melihat ada tanda-tanda tak baik dari gerak-gerik Jonghyun, namun kematiannya mengejutkan para penggemar. Baru-baru ini Jonghyun manggung di konser solo pada 9-10 Desember dan mengikuti syuting untuk dua acara televisi.

Jonghyun menerima konseling untuk mengobati depresi.

Dia debut di bawah manajemen S.M. Entertainment, salah satu perusahaan hiburan terbesar di Korea Selatan. Agensi itu mengadopsi sistem efisien untuk mengatasi masalah kesehatan mental para penyanyi, seperti dilansir dari Korea Times.

Para konselor ditempatkan di agensi untuk mengatasi depresi yang diderita para penyanyi dan mereka juga bisa membawa para artis ke psikiatris bila dibutuhkan. Ada juga sistem mentoring di mana para junior bisa meminta saran dari para senior. Tapi tak ada yang berguna bagi Jonghyun.

"Kupikir jadi dokter itu gampang ketika dia terus menyalahkan kepribadianku dengan suaranya yang lembut," tulis Jonghyun dalam pesannya pada Nine.

"Kenapa kamu terus menyuruhku mencari alasan di balik kesulitan ini? Aku sudah bilang beberapa kali padamu. Apakah kamu butuh drama spesifik atau cerita yang lebih heboh sebagai bukti depresiku?"

Sulit untuk mencegah munculnya tekanan dan depresi pada selebritis.

Para selebritis selalu dibanding-bandingkan dan mereka mendapatkan tekanan besar untuk menjaga popularitas bahkan setelah mereka terkenal. Mereka tidak punya kehidupan pribadi dan mereka semakin stres saat popularitasnya berkurang. Jika mereka sama sekali tidak terkenal, mereka merasa nelangsa karena dunia tidak mengenali mereka.

Selebritas Korea, khususnya, berada di bawah tekanan yang lebih besar karena agensi menempatkan mereka di bawah mikromanajemen yang ketat. Sebelum dan sesudah debut, para idola K-pop dilaran menggunakan ponsel pribadi dan berkencan dengan penyanyi K-pop lain. Bintang K-pop ini punya aktivitas segudang saat album barunya diluncurkan. Grup yang populer rata-rata hanya punya waktu tidur kurang dari lima jam setiap malam.

Baru-baru ini, Kang Daniel dari Wanna One diopname setelah pingsan akibat kelelahan. Dia dikabarkan hanya tidur tiga jam per hari sejak debut pada Juni silam.

Di Korea, selebritas berada di bawah standar etik ketat, kadang lebih dari politikus atau pemimpin agama. Para penyanyi menderita dari kritik-kritik yang diunggah di dunia maya.

Penerjemah: Nanien Yuniar
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017