Jakarta (ANTARA News) - Seorang petinggi Tahta Suci Vatikan, Uskup Agung Pierbattista Pizzaballa, meniliai status Yerusalem seharusnya tidak ditentukan secara sepihak. Komentar ini disampaikan berkaitan dengan pengakuan Presiden Amerika Serikat Donald Trump bahwa Yerusalem ibu kota Israel.

"Keputusan unilateral (sepihak) tidak akan membawa perdamaian, sebaliknya menjauhkan perdamaian. Yerusalem adalah harta seluruh umat manusia. Setiap klaim eksklusif --baik itu politik atau keagamaan-- adalah bertentangan dengan logika kota itu sendiri," kata Pizzaballa seperti dikutip Associated Press.

Dia juga menyebut pengakuan kontroversial Presiden Donald Trump bahwa Yerusalem ibu kota Israel telah merusak perayaan Natal.

Pizzaballa, Administrator Apostolik untuk Patriarkat Latin Yerusalem, mengungkapkan bahwa belasan kelompok peziarah terhadap membatalkan perjalanan karena mengkhawatirkan dampak buruk dari pengakuan Trump itu.

Dia menambahkan bahwa para ketua gereja di Yerusalem sulit menerima permintaan resmi Wakil Presiden AS Mike Pence untuk mengunjungi situs-situs suci Kristen di Palestina, Januari nanti. Dia menyeru Pence untuk lebih mendengarkan umat Kristen lainnya, bukan hanya Kristern evangelis di AS.

"Tentu saja ini menciptakan ketegangan di sekitar Yerusalem dan itu telah mengalihkan perhatian dari Natal. Setelah in ada berbagai ketegangan di Yerusalem, juga Bethlehem. Hal ini mambuat banyak orang takut.



Pewarta: -
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017