Bekasi (ANTARA News) - Dinas Pariwisata Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, menargetkan pengembangan sektor pariwisata budaya dan alam di pesisir laut Muaagembong bisa sepenuhnya terwujud paling lambat 2022.

"Ada sedikitnya 300 hektare hutan mangrove di pesisir Pantai Muaragembong sebagai skala prioritas pengembangan sektor pariwisata Kabupaten Bekasi yang sedang kita kembangkan," kata Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Bekasi Agus Trihono di Cikarang, Kamis.

Menurut dia, kawasan tersebut memiliki potensi kuat dari sisi budaya masyarakat setempat serta alamnya yang bisa dikembangkan menjadi destinasi wisatawan dalam dan luar negeri.

Dikatakan Agus, sektor pariwisata laut tersebut saat ini telah masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) daerah yang mulai dikembangkan mulai 2017 hingga 2022.

"Ada dua target yang kita sasar saat ini untuk merealisasikan destinasi pariwisata Muaragembong, yakni pembenahan pada objek wisatanya dan upaya menjadikan potensi alam dan budaya di sana sebagai magnet bagi wisatawan," katanya.

Upaya pembenahan objek wisata dilakukan pihaknya dengan melibatkan sejumlah unsur terkait dari kalangan konsultan pariwisata hingga pelibatan kalangan perusahaan yang berdomisili di Kabupaten Bekasi untuk kebutuhan pendanaan kegiatan melalui Dana Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan (CSR).

Salah satu objek wisata yang kini tengah digarap pihaknya adalah keberadaan 300 hektare lahan mangrove di Dusun 1 Kampung Muarajaya RT 01/RW01 Desa Pantaimekar, Kecamatan Muaragembong.

"Lokasi tersebut memiliki kekayaan flora dan fauna di antaranya habitat bagi tumbuh kembang mangrove jenis sonneratia caseolaris atau pidada dan aveicennia alba atau piapi.

Sejumlah fauna juga telah lebih dulu menjadikan hutan mangrove itu sebagai habitat mereka di antaranya lutung jawa, raja udang juhu dan beragam varian burung.

Pihaknya telah melibatkan sejumlah tim ahli dari Universitas Diponegoro Semarang sebagai konsultan pengembangan pariwisata Ekowisata Hutan Mangrove sejak Agustus 2017.

Selain itu, kerja sama dengan PT Pertamina EP Asset 3 Tambun Field juga dibangun untuk kepentingan pendanaan kegiatan pengembangan hutan mangrove.

Pada 2017, kata dia, PT Pertamina EP telah menggelontorkan dana CSR-nya berkisar Rp310 juta untuk mendanai kegiatan tersebut.

Pihaknya juga berencana menjadikan kawasan itu sebagai magnet destinasi tujuan wisata asing dan dalam negeri melalui serangkaian kegiatan kebudayaan masyarakat setempat.

"Ada sekitar 180 kepala keluarga di kawasan itu yang akan kita libatkan dalam agenda Festival Muaragembong pada 2018. Kegiatan ini akan kita gelar secara besar-besaran untuk diekspos kepada publik dari segi wisatanya," katanya.

Meski objek wisata tersebut baru mencapai tahap pengembangan 40 persen, namun beragam pembenahan terus dilakukan pihaknya.

"Pembangunan akses jalan baru sedang kita upayakan agar memperbanyak jaringan jalan yang bisa menghubungkan sejumlah kawasan menuju Muaragembong.?

"Kita bisa mengundang wisatawan mancanegara datang ke Muaragembong. Tugas berat kita menempatkan daerah pesisir ini menjadi magnet dikunjungi wisatawan dalam dan luar negeri," katanya.

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017