Manila (ANTARA News) - Banjir bandang dan tanah longsor yang dipicu badai tropis di bagian selatan Filipina telah merenggut lebih dari 100 nyawa, sementara puluhan orang lain hilang, kata polisi dan pejabat badan penanggulangan bencana setempat, Sabtu.

Sebagian besar korban meninggal pada Jumat malam (22/12) dan semua di Mindanao, pulau utama di selatan, kata mereka, dengan menambahkan bahwa tiga provinsi dilanda bencana paling parah.

Pejabat badan tersebut mengatakan banyak warga mengabaikan peringatan untuk meninggalkan kawasan pesisir dan tepi sungai.

"Banyak yang tersapu ke laut, sementara permukaan air dengan cepat naik akibat pasang tinggi," kata Manuel Luis Ochotorena, pejabat badan penanggulangan bencana.

"Mereka tidak pernah memperhatikan peringatan. Mereka kira ini badai lemah tetapi sebaliknya, menyebabkan hujan turun berkali-kali," ujarnya menambahkan.

Ratusan kilometer ke arah timur, tentara dan para pekerja kedaruratan mengecek laporan-laporan tentang sebuah desa yang terkubur tanah longsor di kota Tubod di Lanao del Norts.

Ryan Cabus. pejabat setempat, mengatakan aliran listrik dan komunikasi ke kawasan tersebut terputus, yang menyebabkan usaha-usaha pertolongan terganggu.

Biro cuaca mengatakan badai itu bergerak ke arah Laut Sulu dengan kecepatan angin mencapai 80 km per jam dan bergerak ke arah timur dengan kecepatan 20 km per jam.

Pada Sabtu siang badai tak lagi berada di laut itu dan Filipina tak akan dilalui badai pada Senin, demikian biro itu.

Para pekerja kedaruratan, tentara, polisi dan relawan digerakkan untuk mencari mereka yang selamat, membersihkan tumpukan sampah, dan memulihkan aliran listrik dan komunikasi.

Lebih 100 kematian dilaporkan di beberapa tempat termasuk 60 di kota Tubod, El Salvador di Provinsi Lanao del Norte. Di Provinsi Zamboanga del Norte, polisi mengatakan, 42 orang meninggal di kota Sibuco dan Salug.

Tiga orang meninggal di Provinsi Bukidnon, sementara para politisi di Provinsi Lanao del Sur mengatakan, 18 orang tenggelam dalam banjir bandang di sana.

Sebanyak 64 orang diberitakan hilang akibat banjir-banjir dan tanah longsor, demikian hasil penghitungan oleh para pejabat dan polisi.

Filipina dilanda oleh sekitar 20 topan tiap tahun, menyebabkan kematian dan kerusakan, biasanya komunitas-komunitas paling miskin paling terkena dampak.

Pada pekan lalu, 46 orang meninggal di bagian tengah Filipina ketika topan melanda. Pada 2013, topan Haiyan membunuh hampir 8.000 orang dan menyebabkan 200.000 kepala keluarga kehilangan tempat tinggal.

Pewarta: Mohamad Anthoni
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2017