Jakarta (ANTARA News) - Gereja Santa Maria De Fatima atau yang dikenal dengan sebutan Gereja Toasebio di kawasan Glodok Jakarta Barat menyelenggarakan Misa Natal berbahasa Mandarin.

Pengurus Sekretariat Gereja Toasebio Edris Sudartana mengatakan di Jakarta, Senin malam, gereja yang ditetapkan menjadi Cagar Budaya Religius pada 1974 tersebut merupakan satu-satunya gereja Katolik di wilayah Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) yang juga menyelenggarakan misa dalam bahasa Mandarin.

"Misa Natal dipimpin Pastor Hilarius Chang, beliau juga memimpin misa setiap Minggu pukul 6 sore," kata dia.

Berdasarkan sejarah Gereja Toasebio, Edris mengatakan misa dalam bahasa Mandarin sudah dilakukan sejak gereja berdiri pada 1954 dan resmi menjadi Paroki Toasebio.

"Hingga kini tetap diadakan karena mayoritas umat di sini beretnis Tionghoa," kata dia.

Sekitar 400 umat Katolik yang sebagian besar merupakan warga yang sudah berusia lanjut tampak khusuk mengikuti prosesi Misa Natal di Toasebi dalam bahasa Mandarin, mulai dari ritus pembuka, komuni, hingga ritus penutup.

Lagu-lagu pujian dan doa juga dinyanyikan dalam bahasa Mandarin, namun dengan nada yang sama dan tetap terasa familiar, salah satunya "Hei, Mari Berhimpun" yang menjadi "Qi lai, zongzhu xintu" yang disenandungkan pada ritus pembuka.

Pastor Hilarius Chang juga menyampaikan homili atau khutbah dalam bahasa Mandarin.

"Intinya, Pastor minta kita jadi Katolik yang ikut jalan Kristus, nggak di KTP doang, tapi tiap hari mesti penuh kasih," ujar salah satu jamaah, Listiyani Tan (70) usai misa, menjawab pertanyaan jurnalis Antara tentang makna khutbah berbahasa Mandarin itu.

Bangunan Gereja Toasebio yang berada di permukiman padat di Jalan Kemenangan III itu awalnya merupakan rumah kapitan zaman Belanda yang didirikan pada awal Abad 19, kemudian dibeli pihak gereja pada 1953.

Bangunan gereja saat ini tetap mempertahankan arsitektur asli rumah Tionghoa, seperti tampak pada pintu gerbang berupa gapura merah, sepasang patung singa yang bermakna penjaga di depan pintu gereja, pintu utama berpalang kayu yang dicat merah, dan dua lengkung bertepi emas untuk memajang patung Bunda Maria di sebelah kiri dan Patung Yesus Kristus di sisi kanan altar.

Pewarta: Azizah Fitriyanti
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017