Bandung (ANTARA News) - Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil, didampingi Wakil Wali Kota Bandung, Oded M Danial, meresmikan Gedung Bandung Kreatif Hub yang merupakan wadah tempat berkumpulnya para pemuda mencurahkan ide-idenya.

"Hari ini alhamdulillah, bangunan yang selama ini ditunggu-tunggu sudah selesai, nama bangunannya Bandung Kreatif Hub. Visi misi dari saya dan Mang Oded dulu, ingin membawa Bandung sebagai kota ekonomi kreatif dunia," ujar Kamil, usai meninjau isi gedung yang terletak di Jalan Laswi tersebut, Kamis.

Dia mengatakan, ide pembangunan BKH bermula saat ia berkunjung ke Thailand dan Glasgow, Skotlandia. Dua negara itu memiliki bangunan yang diperuntukan bagi pemuda-pemuda kreatif.

Ia pun tergerak untuk membangun hal serupa dalam rangka merangkul dan mengembangkan ide kreatif masyarakatnya. Gedung yang dibangun sejak 2015 ini, akhirnya diresmikan dengan menelan biaya sekitar Rp.40 miliar.

"Gedung ini berdiri di tanah pemerintah kota. Kita dirikan Bandung Kreatif Hub sehingga warga Bandung tinggal bawa gagasan saja, mencoretkan imajinsinya mewujudkan prototipe atau contohnya di sini," katanya.

Gedung yang memiliki enam lantai ini, memiliki fungsi berbeda. Lantai satu atau dasar untuk kafe, toko desain, dan mushola. Lantai dua terdapat lobi, perpustakaan, kafe kopi, dan ruang kerja. Di lantai tiga terdapat auditorium, bioskop, studio musik, ruang desain arsip, area pameran/galeri, studio game, multimedia, dan animasi.

Sementara lantai empat terdapat studio foto, kelas lokakarya kecil, dan ruang manajemen. Lantai lima yakni ruang serbaguna, fashion galeri, dan area cendramata. Lantai terakhir merupakan area rooftop yang dapat melihat sebagian pemandangan Kota Bandung.

"Jadi berproses di sini, kalau sudah ada produknya kita akan bantu marketingnya. Sehingga menghasilkan nilai ekonomi, nanti akumulasi dari itu akan menghasilkan ekonomi kreatif Kota Bandung," katanya.

Terkait mekanisme penggunaan gedung itu, masyarakat yang ingin berkarya dan mencurahkan gagasan kreatifnya, tinggal menghubungi pengelola gedung. Ada beberapa ruang yang kenakan tarif dan harus menyewa.

"Ada beberapa fasilitas gratis ada beberapa yang bayar seperti fasilitas sewa printer, kan ada tinta, kain. Tapi intinya kami tidak mau mencari profit di sini, hanya kepada kemudahannya saja," katanya. 

Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017