Lamongan (ANTARA News) - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa meminta setiap pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) untuk meneladani almarhum Shodiqun (39), yang meninggal saat mengurus berkas-berkas para keluarga penerima manfaat (KPM).

"Semoga keteladanan Pak Sodikun menjadi spirit bagi kita semua, karena ini tugas (menjadi pendamping PKH) sangat mulia," kata Khofifah dalam keterangan persnya yang diterima Minggu.

Khofiah yang sempat melakukan takziyah ke rumah duka, di Desa Duri Kulon, Kecamatan Laren, Kabupaten Lamongan itu mengaku sangat terpukul, terlebih setelah melihat ketiga anak almarhum.

"Mudah-mudahan anak-anaknya diberi kekuatan dan ketabahan oleh Allah SWT, sehingga tetap bisa melanjutkan sekolah setinggi-tingginya. Mereka menjadi anak yang saleh salihah, manfaat berkah," katanya.

Mensos juga berpesan agar setiap pendamping PKH untuk meniru Sodiqun yang terbukti memiliki integritas serta totalitas dalam bertugas.

"Almarhum dikenal bekerja penuh keikhlasan dan membaktikan diri sebagai kordinator kecamatan program keluarga harapan dengan sangat baik. Maka Kementerian Sosial sangat kehilangan dan duka yang sangat mendalam semoga beliau husnul khotimah," katanya.

Sebelumnya, Shodiqun ditemukan meninggal dunia akibat tersambar petir dalam perjalanan usai mengurus ATM para KPM (Keluarga Penerima Manfaat) peserta PKH, Kamis (21/12).

Hal itu terlihat dari tas yang ditemukan di samping almarhum berisi laptop dan berkas-berkas PKH.

Hadi Purwanto, salah seorang teman Shodiqun yang juga pendamping PKH menuturkan, almarhum adalah pribadi yang bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas, dan tak pernah mengeluh.

"Kami hampir tidak percaya Pak Shodiqun meninggal. Beliau orang baik dan rajin dalam bertugas," katanya.

Pewarta: A Malik Ibrahim
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017