Denpasar (ANTARA News) - Manajemen Garuda Indonesia, maskapai yang melayani penerbangan Australia-Bali, menyatakan bahwa tingkat kunjungan turis Australia ke Bali dalam beberapa bulan sejak awal tahun ini naik 50 persen dibanding waktu yang sama pada tahun sebelumnya. Hal itu diungkapkan Direktur Operasi Garuda Indonesia, Capt Ari Sapari, saat jamuan makan malam menyambut kedatangan 110 peserta Mega Familiarization Tour dari Australia di Novotel Nusa Dua, Kabupaten Badung, Jumat malam. Tanpa merinci jumlah pastinya, disebutkan bahwa kunjungan turis Australia ke Bali merupakan tertinggi kedua setelah Jepang. "Perlu diketahui bahwa Garuda sudah mengangkut lebih dari delapan juta penumpang dalam satu tahun dan sudah terbang ke Australia dengan aman selama 38 tahun," ucap Ari Sapari. Melonjaknya kunjungan turis Australia ke Bali, katanya, menunjukkan bahwa Pulau Dewata sudah kembali menjadi tempat berlibur yang aman dan damai. "Kami tentunya turut gembira, karena berarti memberikan prospek bagus bagi bisnis penerbangan," kata Ari Sapari. Dua obyek wisata minat khusus juga termasuk dalam Familiarization Tour ini, yakni di Grajakan, Jatim, untuk pengalaman surfer (berselancar) dan Jakarta untuk pemain golf yang antusias. Peserta Mega Educational Tour-Garuda Indonesia Australia yang disertai tiga jurnalis itu, dipandu oleh General Manager Garuda Indonesia Australia/USA, Suranto Yitnoprawiro, dan menikmati hidangan bernuansa Jepang, disertai pementasan musik serta seni tari modern. Juru bicara peserta Mega Educational Tour, Rob Moro, yang juga Sales Manager Garuda Indonesia Western Australia, menyampaikan terimakasih dan mengungkapkan kegembiraannya, karena dapat enjoy menikmati alam dan budaya Bali. Perjalanan wisata ini diharapkan akan memberikan dampak positif terhadap peningkatan kunjungan wisatawan Australia ke Bali, selain berpengaruh terhadap wisatawan negara lainnya, kata Rob pada acara yang juga dihadiri General Manager Garuda Indonesia Bali, Uun Setiawan. Sementara Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik dalam sambutan tertulis dibacakan Direktur Pengembangan Pasar, Syamsul Lussa, mengatakan bahwa masih perlu kerja keras untuk mencapai target 6 juta wisatawan asing. "Tetapi kita cukup nyaman dengan laporan terakhir, yakni kedatangan wisatawan selama Januari-April 2007 menunjukkan tren membaik sebesar 12,78 persen, dari 1,2 juta di tahun 2006, menjadi 1,4 juta tahun 2007. Saat ini kedatangan wisatawan MICE (meeting, incentive, convention, exshibition) ke Indonesia mewakili sekitar 1,34 persen dari total kedatangan, dan membawa 181,29 juta dolar AS, atau sekitar empat persen dari total pendapatan pariwisata. Pembagian pasar wisata MICE diharapkan dapat meningkat menjadi 8-10 persen tahun 2007, dan memberikan kontribusi pendapatan pariwisata sebesar 27 persen. Target ini ditetapkan dengan alasan bahwa Indonesia saat ini mendorong pembangunan fasilitas modern dan juga memberikan pilihan tempat-tempat yang menarik. Delapan kota sudah ditetapkan sebagai tujuan MICE, yakni Jakarta, Nusa Dua, Yogyakarta, Surabaya, Bandung, Medan, Padang, Makassar, Manado, Batam dan Balikpapan. Di tingkat nasional, kebijakan pengembangan pariwisata dipusatkan pada lima destinasi unggulan, yakni Sumatera Barat, Sulwaesi Utara, Selawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat dan NTT. Pemerintah mendukung program pengembangan marketing dan produk untuk memudahkan daerah mencapai pembagian pasar dan bersaing di dunia internasional.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007