Yogyakarta (ANTARA News) - Bursa Efek Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta segera merealisasikan keberadaan galeri-galeri investasi desa di Desa Mertelu, Gedang Sari, Gunung Kidul dan Desa Srigading, Bantul pada 2018 untuk mengedukasi masyarakat setempat menjadi investor pasar modal.

"Kami ingin mengajak sebanyak-banyaknya masyarakat, termasuk masyarakat perdesaan untuk menjadi investor di pasar modal Indonesia. Mudah-mudahan dalam beberapa bulan ke depan galeri investasi desa sudah bisa kami wujudkan," kata Kepala Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Irfan Noor Riza di Yogyakarta, Selasa.

Menurut dia, pendirian galeri investasi desa dilakukan di Desa Mertelu dan Srigading karena untuk saat ini masyarakat di dua desa itu telah mendapatkan sosialisasi dan edukasi mengenai investasi melalui Program Desa Nabung Saham.

"Kami cukup senang karena masyarakat di desa-desa tersebut sangat antusias dan menyambut baik sekali. Pastinya kami tidak akan lepas tangan, kami akan me-maintain investor-investor baru yang tercipta hasil edukasi kami di desa-desa nabung saham tersebut," kata dia.

Irfan berharap pertumbuhan pasar modal di Indonesia yang membaik selama 10 tahun terakhir ikut dinikmati masyarakat desa.

Saat penutupan perdagangan 2017 indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup di angka 6.355 atau artinya sepanjang 2017 mengalami kenaikan sebesar 19,99 persen.

"Dengan pertumbuhan yang nyaris menyentuh 20 persen tersebut, apakah rakyat indonesia, apalagi masyarakat di desa ikut merasakannya? Padahal masyarakat indonesia sudah berkontribusi di sana dengan menggunakan produk-produk perusahaan tercatat (emiten)," kata dia.

Menurut dia, rencana pembuatan Galeri Investasi Desa akan menggandeng beberapa perguruan tinggi khususnya yang mempunyai Galeri Investasi BEI.

"Berbicara jumlah memang belum begitu banyak. Alhamdulillah kami senang, karena saat ini masyarakat desa di DIY sudah mulai menikmati pasar modal indonesia. Bisa menikmati `bursa`-nya sendiri yang merupakan bursa yang teruntung di dunia selama kurun waktu 10 tahun terakhir," kata dia.

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018