Jakarta (ANTARA News) - Kamis ini unjuk rasa tandingan mendukung pemerintah kembali digelar di Iran setelah pemerintah mengumumkan akhir kerusuhan maut dan mengalihkan perhatian kepada menjawab keprihatinan ekonomi yang memicu gelombang unjuk rasa.

Sepekan setelah unjuk rasa pecaht, tak ada laporan unjuk rasa baru sampai tengah malam lalu, sedangkan video dalam media sosial hanya menunjukkan kerusuhan kecil di kota-kota kecil di berbagai provinsi yang belum bisa diverifikasi kebenarannya.

Televisi nasional menayangkan pawai besar manusia yang berbaris mendukung pemerintah di 10 kota di Iran, termasuk Isfahan, Ardebil dan Mashhad, di mana gelombang unjuk rasa antipemerintah justru pertama kali bergolak Kamis pekan lalu.

"Kita bersatu padu di belakang pemimpin kita," teriak mereka, merujuk Pemimpin Spiritual Iran Ayatollah Ali Khamenei.

Sedangkan panglima angkatan bersenjata, Jenderal Abdolrahim Mousavin, berterima kasih karena pasukan keamanan telah memadamkan api hasutan.

Seorang penasihat Khamenei berkata, "Rakyat revolusioner Iran untuk sementara telah menjawab musuh-musuh negara dan para pengacau dengan keluar ke jalan-jalan".

"Tuntutan utama rakyat saat ini adalah pemerintah dan pejabat mesti mengatasi masalah ekonomi," kata Ali Akbar Velayati kepada kantor berita ISNA seperti dikutip AFP.







Pewarta: -
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2018