Milan (ANTARA News) - Luciano Spalletti kehilangan kesabaran setelah Inter Milan ditahan Fiorentina 1-1 pada pertandingan Liga Italia Serie A pekan ke-20 di Firenze, Jumat malam waktu setempat atau Sabtu pagi waktu Indonesia.

Pelatih Inter Milan itu mengeluhkan kurangnya jumlah pemain bertahan yang membuat timnya tidak mampu mempertahankan kemenangan 1-0 melalui gol Mauro Icardi yang disamakan Giovanni Simeone pada perpanjangan waktu.

Hasil imbang itu memperpanjang tren negatif Inter Milan menjadi tiga hasil seri dan dua kekalahan di Serie A, serta disingkirkan AC Milan di Coppa Italia.

"Ada beberapa situasi yang melawan kami pada pekan ini, karena Yuto Nagatomo menderita flu dan Andrea Ranocchia yang bermain dengan rasa sakit di tulang rusuknya namun memberikan yang terbaik dalam situasi ini," kata Spalletti dilansir Football Italia seusai laga.

"Tim kehilangan bola terlalu mudah dan itu menciptakan kesulitan. Kemudian kami hanya punya sedikit semangat dan kekuatan dalam duel. Ini bukan karakteristik kami dan kami kehilangan bola dengan cara yang gampang," katanya.

Akibat kurangnya pemain bertahan Inter Milan, Spalletti memaksa bek sayap Davide Santon mengisi posisi bek tengah setelah Ranocchia ditarik keluar akibat cedera.

"Saya melakukan pekerjaan saya, ada banyak kesulitan, jelas bagi semua orang bahwa kami kehilangan bek tengah. Apakah Anda menginginkan hadiah karena mampu menghitung jumlah pemain dalam skuat? Bahkan ibu saya yang berusia 80 tahun di rumah pun tahu bahwa kami kehilangan bek tengah," kata Spalletti.

"Anda pernah menanyakan hal yang sama sejak awal musim ini, saya sudah memberi tahu jawaban yang sama sebanyak 750 kali, tapi Anda terus bertanya," kata bekas pelatih AS Roma itu.

Ia menimpali, "Kami harus bekerja dan menang, tidak kehilangan kredibilitas dan menangis karena kekurangan pemain".


Penerjemah: Alviansyah Pasaribu
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018