Beijing (ANTARA News) - Hujan salju di wilayah tengah China sejak Rabu hingga Sabtu pekan ini menyebabkan jatuhnya korban jiwa dan kerugian materi dalam jumlah besar.

Biro Urusan Sosial Masyarakat Pemerintah Provinsi Hubei mencatat seorang warga setempat tewas dan 510.000 jiwa terdampak hujan lebat salju.

Pemprov Hubei terpaksa mengevakuasi 682 warga, 286 unit rumah rata dengan tanah, 826 unit rumah rusak, dan 31.380 hektare areal pertanian dipastikan gagal panen sehingga total kerugian akibat bencana ini 723 juta RMB (Rp1,5 triliun).

Ketebalan salju yang mencapai 30 centimeter masih terlihat di beberapa kota di Provinsi Hubei, di antaranya Xiangyang dan Suizhou, demikian laporan Radio Internasional China, Minggu.

Di Provinsi Jiangsu, 13 jalur kereta api cepat masih ditutup karena rel dipenuhi salju dan rawan tergelincir.  Jiangsu adalah jalur kereta api paling strategis dan padat karena menghubungkan dua kota besar, Beijing dengan Shanghai.

Sementara itu, 51 lokasi wisata yang tersebar di sembilan kota di Provinsi Anhui ditutup untuk alasan keamanan.

Kantor Pemprov Anhui menyatakan bahwa hujan salju awal tahun ini adalag terburuk sejak 2008 yang menewaskan 13 orang sehingga menimbulkan kerugian ekonomi 1,26 miliar RMB (Rp2,6 triliun) dan kerugian yang diderita petani mencapai 790 juta RMB (Rp1,6 trliun).

Selain Hubei, Anhui, dan Jiangsu, beberapa provinsi lain di wilayah tengah dan utara daratan Tiongkok, yakni Henan, Hunan, dan Shaanxi juga dilanda hujan lebat salju.


Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2018