London (ANTARA News) - Perdana Menteri Inggris Theresa May akan memulai perombakan kabinet pada Senin dalam upaya menegaskan otoritasnya setelah kehilangan suara mayoritasnya dan beberapa menteri akibat sederet skandal pada 2017.

Perombakan tersebut diambil sebelum menghadapi babak perjuangan baru terkait isu Brexit, saat perundingan baru dengan Uni Eropa memasuki tahap penting baru di tengah perpecahan yang terus berlanjut di partai Konservatif yang dipimpinnya.

Perombakan juga dilakukan saat sang perdana menteri mencoba mengatur kembali kepemimpinannya untuk menghadapi kebangkitan partai oposisi, partai Buruh, yang melampaui ekspektasi, dan hampir kalah, dalam pemilu awal yang diserukan oleh May – musim panas lalu.

AFP melaporkan, Partai Buruh mengawali tahun baru dengan menyerang upaya penanganan pemerintah terhadap isu layanan kesehatan dan kereta api yang tengah didera krisis.

Perombakan tersebut tidak diharapkan akan mendorong pemecatan. Menteri Luar Negeri Boris Johnson, Menteri Keuangan Philip Hammond dan Menteri Brexit David Davis diperkirakan akan tetap menduduki jabatan masing-masing.

May memiliki modal politik yang terbatas untuk bisa mengambil langkah berani dan tidak mampu menyeimbangkan suara yang pro dan anti-Uni Eropa di dalam kabinetnya setelah kehilangan suara mayoritas di parlemen dalam pemilu terakhir dan gejolak internal yang terus berlanjut terkait Brexit dan kepemimpinannya.  (kn)




Pewarta: Antara
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2018