Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung (ANTARA News) - Pengusaha makanan tradisional, pempek, di Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengeluhkan harga ikan giling di pasar tradisional yang makin mahal.

"Mahalnya harga ikan giling di pasar sejak tiga bulan terakhir sehingga mengakibatkan keuntungan pengrajin pempek berkurang," ujar salah seorang pengusaha pempek di Jalan Baru, Pangkalpinang, Rani, Selasa.

Ia menyebutkan harga ikan ciu dari Rp20.000 menjadi Rp35.000 per kilogram, Ikan pirang Rp15.000 menjadi Rp30.000, sedangkan untuk ikan tenggiri biasanya Rp50.000 menjadi Rp90.000 per kilogram.

"Untuk sementara waktu kita tidak memproduksi pempek ikan tenggiri karena harga tinggi dan takut rugi," ujarnya.

Harga ikan giling yang mahal membuat Rani harus mengurangi produksi karena stok ikan giling di pasaran juga sedikit bahkan kualitas ikan kurang bagus.

Dalam satu hari, biasanya Rani membutuhkan sekitar 20 kilogram ikan giling tapi sekarang hanya sekitar 10 hingga 15 kilogram daging ikan saja karena produksi berkurang.

"Perekonomian yang kini sedang lesu dan harga sembako naik membuat pembeli sepi. Biasanya omset yang kita dapatkan per hari Rp3,5 juta tapi sekarang hanya sekitar Rp1,5 juta sampai Rp2,5 juta," katanya.

Pedagang pempek lainnya, Erwin, harus menaikkan harga pempeknya Rp1.000 supaya hasil daganganya masih tetap untung dan bisa membayar pegawainya sebanyak dua orang.

"Terpaksa kita naikkan harga pempek tapi cuma Rp1.000 saja karena kalau naiknya terlalu tinggi, bisa-bisa pelanggan kita kabur," katanya.

Ia menyebutkan harga pempek lenjer menjadi Rp9.000 dari harga sebelumnya Rp8.000, Pempek kapal selam menjadi Rp13.000 dari Rp12.000, pempek kecil dengan berbagai varian dari Rp1.500 menjadi Rp2.500 per satuan.

"Harga bahan baku seperti ikan giling mahal dan terbatas sehingga produksi pempek berkurang. Biasanya produksi pempek sebanyak 50 kilogram namun sekarang sekitar 20 hingga 30 kilogram," katanya.

Ia berharap nelayan kembali melaut supaya pasokan ikan di Pangkalpinang berlimpah dan harga bisa kembali normal.

Pewarta: Kasmono
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018