Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Selasa sore, bergerak melemah sebesar 12 poin menjadi Rp13.441 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.429 per dolar Amerika Serikat (AS).

Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada di Jakarta, Selasa mengatakan bahwa pergerakan mata uang rupiah tertahan seiring dengan aksi ambil untung oleh sebagian pelaku pasar uang setelah dalam beberapa hari terakhir ini mata uang domestik terapresiasi terhadap dolar AS.

"Rupiah melemah karena investor melakukan aksi ambil untung setelah menguat akhir-akhir ini," katanya.

Kendati demikian, menurut dia, pelemahan mata uang domestik itu relatif terbatas mengingat outlook ekonomi nasional cukup kondusif, sehingga ruang rupiah kembali terapresiasi masih terbuka. Data cadangan devisa Indonesia yang meningkat menjaga fluktuasi rupiah stabil.

Bank Indonesia mencatat, posisi cadangan devisa Indonesia akhir Desember 2017 sebesar 130,20 miliar dolar AS, lebih tinggi dibandingkan posisi akhir November 2017 sebesar 125,97 miliar dolar AS.

Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra menambahkan bahwa pergerakan dlar AS cenderung terbatas seiring dengan pernyataan salah satu pejabat The Fed yang cenderung dovish. Kenaikan suku bunga AS diperkirakan hanya dua kali pada tahun 2018 ini.

"Momentum kenaikan dolar AS dapat tertahan oleh tingkat inflasi Amerika Serikat yang saat ini relatif rendah, masih di bawah target dua persen," katanya.

Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Selasa (9/1) mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah ke posisi Rp13.428 dibandingkan posisi sebelumnya Rp13.397 per dolar AS.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018