Grobogan (ANTARA News) - Kementerian Pertanian mengatakan bahwa petani di Tanah Air perlu mencoba menanam bibit padi varietas terbaru, seperti inpari 30, yang jauh lebih unggul dibandingkan varietas lama, kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian Muhammad Syakir.

"Varietas inpari 30 unggul dalam hal produktivitas karena per hektare tanaman padi bisa menghasilkan 10 ton gabah," kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementan Muhammad Syakir dalam kunjungan kerja di Kabupaten Grobogan, Kamis.

Sementara varietas lama, seperti ciherang, kata Syakir, hanya menghasilkan 8 ton gabah per hektarenya.

Keunggulan lain yang dimiliki inpari 30, kata dia, lebih tanah terhadaap genangan air, sehingga cocok untuk daerah yang memang sering tergenang banjir.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, kata dia, juga memiliki benih tanaman padi yang unggul ketika ditanam pada saat terjadi anomali iklim yang seharusnya musim kering, justru terjadi hujan kepanjangan.

"Kami sudah menyediakan varietas yang tahan terhadap hujan berkepanjangan, salah satunya impari 30," ujarnya.

Bahkan, lanjut dia, varietas tersebut tahan terhadap genangan selama dua pekan dan tahan terhadap kekurangan air.

Varietas unggul lainnya yang disediakan, yakni inpari 33 yang diklaim tahan terhadap serangan wereng.

Menurut dia, varietas tersebut cocok diperuntukkan untuk daerah yang endemik terhadap serangan hama wereng.

"Kami juga memiliki varietas lainnya, yang tentu memiliki keunggulan tersendiri untuk menjawab spesifikasi lokasi pertanian di Tanah Air," ujarnya.

Apalagi, lanjut dia, sebagian daerah ada yang memiliki lokasi pertanian yang cukup air, ada pula di lahan kering, serta rawa.

Untuk mendorong petani menggunakan varietas terbaru, kata dia, pemerintah memang menggalakkan pemberian bantuan bibit tanaman padi secara gratis.

"Harapannya, ketika mengetahui keunggulannya petani akan beralih menggunakan varietas unggul tersebut," ujarnya.

Ia menargetkan, varietas inpari bisa digunakan oleh semua petani di Tanah Air pada tahun 2019, sedangkan varietas lama hingga kini memang masih mendominasi.

"Kami perkirakan, varietas ciherang masih digunakan petani dengan persentase hingga 80-an persen. Akan tetapi, secara perlahan kami akan mendorong petani beralih menggunakan varietas terbaru karena lebih menguntungkan," ujarnya.

Selain itu, lanjut dia, pemerintah juga akan memperbanyak padigogo, memperbanyak penyebaran varietas yang tahan terhadap naungan di daerah tanaman tahunan atau perkebunan, karena hal itu potensi sumber pangan ke depan.

"Kami juga akan memeprbanyak varietas naungan rindang yang tahan elevasi terhadap dataran tinggi," ujarnya.

Pewarta: Akhmad Nazaruddin
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018