Sentani, Papua (ANTARA News) - Sistem navigasi udara di Papua akan menggunakan radar sintetis berbasis satelit atau ADS-B (automatic dependent surveillance-broadcast) yang merupakan buatan Indonesia.

Menteri BUMN, Rini Sumarno, saat meresmikan modernisasi layanan navigasi penerbangan di Papua di Kantor Perusahaan Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia Cabang Sentani, Jumat, mengatakan, ini terwujud karena sinergi antar-BUMN, yaitu PT INTI, PT LEN dan LPPNPI.

"Ini sinergi antara BUMN, tidak memakan biaya banyak, karena lahan BUMN juga, ini juga bukti BUMN memperhatikan daerah terpencil dan terluar," katanya.

Sumarno menambahkan, hal itu tidak terlepas dari upaya untuk menyeimbangkan harga bahan pokok di Indonesia bagian barat dan timur. Transportasi udara yang ditunjang sistem navigasi udara yang handal berperan penting dalam hal ini. 

Untuk itu, lanjut dia, diperlukan sistem navigasi udara yang andal dan tidak berbeda dengan wilayah lainnya.

Dalam kesempatan sama, Direktur Utama Perusahaan Umum LPPNPI, menyatakan, Novie Riyanto menjelaskan ADS-B ini akan ditempatkan di properti Bank Mandiri, BRI, dan BNI.

"Tantangan penerbangandi Papua cukup tinggi, kondisi geografis pegunungan, perubahan cuaca yang sangat cepat, terbatasnya alat bantu navigasi fasilitas bandara, daya listrik, terbatasnya SDM navigasi penerbangan," katanya.

Tujuh ADS-B itu akan ditempat di tujuh tempat, di antaranya Dekai, Elelim, Wamena, Oksibil, Senggeh, Sentani dan Borme.

Program investasi telah diluncurkan LPPNPI sejak 2015 lalu yaitu empat program senilai Rp3,7 miliar kemudian meningkat pada tahun 2016 menjadi 12 program senilai Rp85 miliar dan kembali meningkat pada tahun 2017 menjadi 72 program senilai Rp138 miliar. 

"Kami juga meningkatkan layanan di Bandara Sentani sejak 18 Agustus 2016 dari sebelumnya non-radar menjadi layanan radar. Peningkatan layanan ini membuat pemanduan lalu lintas penerbangan dilakukan melalui instrumen prosedur dan teknologi mutakhir, sehingga dapat meningkatkan keselamatan dan efisiensi penerbangan," katanya. 

Pewarta: Juwita Rahayu
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018